
Suara Lantang Greta Thunberg Meski Dijegal Israel Masuk Gaza
Rekam Digital , Surabaya – Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, kembali menjadi sorotan internasional setelah upayanya untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui kapal Madleen digagalkan oleh Israel. Meskipun mengalami penangkapan dan deportasi, Thunberg tetap menyuarakan kritiknya terhadap kebijakan Israel dan menegaskan komitmennya terhadap keadilan sosial dan lingkungan.
Upaya Pengiriman Bantuan ke Gaza
Pada awal Juni 2025, Thunberg bergabung dengan aktivis dari berbagai negara dalam misi kemanusiaan menuju Gaza. Kapal Madleen, yang berangkat dari Catania, Italia, membawa bantuan berupa makanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis untuk warga Gaza yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan. Misi ini merupakan bagian dari Gaza Freedom Flotilla, sebuah inisiatif internasional yang bertujuan untuk menantang blokade laut yang diberlakukan oleh Israel terhadap Gaza.
Penangkapan dan Deportasi oleh Israel
Pada 9 Juni 2025, kapal Madleen dicegat oleh angkatan laut Israel di perairan internasional dan dibawa ke pelabuhan Ashdod. Thunberg dan 11 aktivis lainnya ditahan di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv. Meskipun delapan aktivis menentang deportasi, Thunberg memilih untuk kembali ke Swedia melalui Prancis. Dalam pernyataan pasca-deportasi, Thunberg menuduh Israel melakukan “penculikan” terhadapnya di perairan internasional dan menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional .
Reaksi Internasional dan Kontroversi
Tindakan Israel menuai kecaman dari berbagai pihak. Amnesty International mengecam penangkapan dan deportasi aktivis sebagai pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia. Sementara itu, pejabat Israel membela tindakan mereka dengan alasan keamanan dan pencegahan penyelundupan senjata ke Gaza .
Kontroversi juga muncul terkait sikap Thunberg terhadap konflik Israel-Palestina. Pada Oktober 2023, Thunberg memposting dukungan terhadap Palestina dengan membawa spanduk bertuliskan “Stand with Gaza”. Tindakan ini menuai kritik dari kalangan aktivis lingkungan di Israel yang merasa tersinggung dan kecewa dengan sikap Thunberg yang dianggap tidak seimbang .
Komitmen terhadap Keadilan Sosial dan Lingkungan
Meskipun menghadapi tekanan dan kritik, Thunberg tetap teguh pada prinsipnya. Dalam wawancara setelah deportasi, ia menegaskan bahwa keadilan sosial dan lingkungan tidak dapat dipisahkan. Thunberg menyatakan, “Kita tidak bisa berbicara tentang keadilan iklim tanpa juga berbicara tentang keadilan sosial. Semua bentuk penindasan harus dilawan.”
Dampak terhadap Gerakan Lingkungan
Insiden ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh aktivis lingkungan dalam memperjuangkan keadilan sosial. Meskipun mendapat dukungan luas dari komunitas internasional, Thunberg menghadapi kritik dari beberapa kalangan yang merasa bahwa sikap politiknya dapat mengalihkan perhatian dari isu utama, yaitu perubahan iklim.
Kesimpulan
Upaya Greta Thunberg untuk mengirim bantuan ke Gaza dan tindak lanjutnya setelah deportasi menunjukkan bahwa ia tidak hanya berjuang untuk lingkungan, tetapi juga untuk keadilan sosial. Meskipun menghadapi tantangan dan kontroversi, Thunberg tetap menjadi suara lantang dalam memperjuangkan hak asasi manusia dan keadilan di seluruh dunia.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Rusia Jatuhkan Hukuman 18 Tahun Bui ke Tokoh Oposisi Putin