
Kamboja Desak Gencatan Senjata Tanpa Syarat dengan Thailand
Rekam Digital ,Surabaya, – Pemerintah Kamboja secara resmi menyerukan gencatan senjata tanpa syarat dengan Thailand setelah konflik bersenjata kembali pecah di wilayah perbatasan. Seruan ini disampaikan dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada 25 Juli 2025.
Juru bicara pemerintah Kamboja, Chhea Keo, menyatakan bahwa negaranya tidak ingin konflik meluas. “Kami menyerukan gencatan senjata tanpa syarat. Kamboja ingin menyelesaikan sengketa ini secara damai melalui jalur diplomatik,” ujarnya di hadapan media internasional.
Konflik Berdarah di Perbatasan
Pertempuran mulai meningkat sejak 23 Juli 2025, dipicu oleh insiden ranjau darat yang melukai lima tentara Thailand. Serangan balasan dari kedua belah pihak menyusul, termasuk penggunaan roket, artileri berat, dan drone militer. Titik-titik konflik terkonsentrasi di wilayah Candi Ta Muen Thom dan Candi Preah Vihear — dua lokasi yang sebelumnya sudah menjadi sumber ketegangan.
Menurut laporan resmi, lebih dari 32 korban jiwa telah dilaporkan, termasuk warga sipil. Sementara itu, sekitar 160.000 warga dari kedua negara mengungsi untuk menghindari bahaya.
Kamboja menuding Thailand menyerang wilayah sipil, termasuk sekolah dan rumah sakit. Sebaliknya, Thailand menuduh Kamboja menggunakan senjata terlarang, termasuk bom curah, yang dilarang dalam Konvensi Ottawa.
ASEAN dan Malaysia Ambil Peran
Ketua ASEAN 2025, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, turut angkat suara. Ia menyerukan agar kedua negara menghentikan konflik segera dan memulai dialog damai. Malaysia juga menawarkan diri menjadi fasilitator dalam proses mediasi.
“Kedua pihak menunjukkan minat untuk berunding. Kami siap menjembatani proses damai ini,” kata Anwar dalam konferensi pers di Kuala Lumpur.
Respon Thailand dan PBB
Meski Kamboja telah secara terbuka meminta gencatan senjata tanpa prasyarat, Thailand belum memberikan tanggapan resmi. Namun, Perdana Menteri Sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, menyatakan negaranya tetap terbuka untuk dialog diplomatik, baik melalui ASEAN maupun secara langsung.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB belum mengeluarkan pernyataan resmi. Namun, mayoritas negara anggota menyerukan pengendalian diri dan penghentian kekerasan segera.
Jalan Damai Masih Terbuka
Ketegangan antara Kamboja dan Thailand pada Juli 2025 menjadi yang paling serius dalam satu dekade terakhir. Namun, dengan meningkatnya tekanan dari komunitas internasional, peluang perdamaian tetap ada.
Kamboja telah mengambil langkah pertama dengan menyerukan gencatan senjata tanpa syarat. Kini, tanggung jawab ada pada Thailand dan ASEAN untuk memastikan proses diplomatik segera dimulai demi stabilitas kawasan.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Thailand Darurat Militer 8 Distrik Perbatasan Kamboja