
Serangan Israel Tewaskan 25 Warga Gaza Saat Tunggu Bantuan
Rekam Digital ,Surabaya, – Sebanyak 25 warga Gaza dilaporkan tewas setelah terjadi serangan yang dilakukan oleh pasukan Israel di dekat lokasi distribusi bantuan kemanusiaan. Kejadian ini terjadi di wilayah utara Gaza, tepatnya dekat Zikim crossing, pada Jumat malam.
Menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza, sebagian besar korban sedang mengantre bantuan makanan ketika tembakan meletus. Banyak dari mereka adalah warga sipil yang kelaparan dan tidak bersenjata.
Korban Tewas Saat Tunggu Bantuan
Insiden tersebut menambah panjang daftar warga yang tewas saat menunggu bantuan di Gaza, yang menurut catatan PBB sudah mencapai lebih dari 1.000 orang sejak Mei 2025.
Sejumlah saksi mata menyatakan bahwa tembakan terjadi secara tiba-tiba, saat truk bantuan dari organisasi Gaza Humanitarian Foundation (GHF) hendak mendekat ke lokasi. Beberapa korban mengalami luka tembak, sementara lainnya terkena ledakan di sekitar titik distribusi.
Israel membantah menargetkan kerumunan, menyebut bahwa pasukan hanya melepaskan “tembakan peringatan” terhadap individu yang mendekati zona terbatas. Namun, berbagai rekaman video dan kesaksian warga menunjukkan bahwa penembakan terjadi secara langsung ke arah massa.
Krisis Bantuan yang Mematikan
Distribusi bantuan di Gaza kini menjadi misi berbahaya, bahkan mematikan. Menurut laporan OHCHR (Kantor HAM PBB), sejak sistem bantuan GHF mulai diberlakukan, insiden penembakan terhadap warga sipil meningkat drastis.
Di sepanjang bulan Juli 2025, lebih dari 200 warga Gaza dilaporkan tewas saat mencoba mengakses bahan pokok seperti makanan dan air bersih. Banyak dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Organisasi seperti Amnesty International dan Human Rights Watch mengecam keras insiden ini. Mereka menyebutnya sebagai bukti bahwa bantuan kemanusiaan kini dijadikan “alat tekanan politik” yang membahayakan nyawa warga sipil.
Reaksi Internasional Meningkat
Sejumlah negara, termasuk Kanada, Prancis, dan Norwegia, menyerukan penyelidikan independen terhadap penembakan ini. Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyatakan bahwa distribusi bantuan di Gaza harus dikelola oleh badan internasional yang netral, bukan oleh pihak yang terlibat langsung dalam konflik.
PBB juga mengeluarkan pernyataan bahwa mekanisme distribusi bantuan saat ini telah gagal melindungi warga sipil dan memperburuk krisis kemanusiaan.
Gaza dalam Bahaya Akut
Sejak konflik pecah pada Oktober 2023, lebih dari 59.700 orang telah tewas di Gaza, menurut laporan terbaru dari lembaga internasional. Di bulan Juli 2025 saja, sekitar 48 kematian akibat kelaparan ekstrem dan luka tembak terjadi saat warga menunggu bantuan.
Situasi ini memperlihatkan bahwa Gaza sedang menghadapi krisis kemanusiaan terparah dalam sejarah modern Timur Tengah. Penembakan terhadap warga yang kelaparan merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Kamboja Desak Gencatan Senjata Tanpa Syarat dengan Thailand