
Presiden Iran Desak Negara Muslim Putus Hubungan dengan Israel
Rekam Digital ,Surabaya, – Presiden Iran Masoud Pezeshkian secara tegas mendesak seluruh negara Muslim untuk memutus hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel, menyusul eskalasi kekerasan di Gaza dan insiden mematikan di Doha yang diduga melibatkan pasukan Israel.
Pernyataan ini dilontarkan menjelang pertemuan darurat OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) di Doha yang dirancang untuk merespons krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Palestina.
Mengapa Iran Mendesak Pemutusan Hubungan dengan Israel?
Presiden Pezeshkian menilai bahwa tindakan Israel telah melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia, khususnya dalam serangan udara yang merenggut nyawa warga sipil Palestina dan militan Hamas. Ia menyebut tindakan Israel sebagai “barbar dan tidak berperikemanusiaan”.
“Kita tidak bisa hanya mengutuk. Sudah saatnya negara-negara Islam mengambil langkah nyata, termasuk memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan rezim Zionis,” tegas Pezeshkian dalam konferensi pers di Teheran.
Dukungan dari Khamenei: Isolasi Total terhadap Israel
Mendukung seruan Presiden Pezeshkian, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan pengucilan total Israel dari komunitas internasional. Ia menyebut bahwa negara-negara Muslim harus menghentikan segala bentuk kerja sama, termasuk ekonomi, budaya, dan intelijen.
“Setiap hubungan dengan Israel adalah bentuk pengkhianatan terhadap Palestina,” ujar Khamenei dalam pidatonya di hadapan Dewan Ulama Iran.
Insiden Doha: Titik Balik Seruan Internasional
Seruan Iran ini juga dipicu oleh insiden pada 9 September 2025, di mana sebuah serangan udara Israel di Doha, Qatar, menewaskan 8 anggota keamanan Hamas dan 4 warga sipil. Insiden tersebut memicu gelombang protes di berbagai negara Arab dan mempercepat pertemuan darurat di ibu kota Qatar.
Respons Negara-Negara Muslim: Antara Diplomasi dan Tekanan Internal
Meskipun banyak negara menyuarakan dukungan moral, pemutusan hubungan total dengan Israel bukan perkara mudah. Beberapa negara seperti Turki, Mesir, dan Uni Emirat Arab memiliki kerja sama strategis yang tidak bisa dihentikan secara sepihak.
Namun demikian, desakan masyarakat sipil dan kelompok Islam di negara-negara tersebut terus meningkat. Mereka menuntut tindakan lebih dari sekadar kecaman verbal.
Langkah Hukum Internasional: Iran Dorong Upaya di Mahkamah Internasional
Iran juga mengusulkan agar negara-negara Islam menggunakan mekanisme hukum internasional, seperti Mahkamah Internasional (ICJ) dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC), untuk membawa Israel ke meja hijau atas dugaan kejahatan perang.
Seruan Iran Bisa Jadi Titik Balik Solidaritas Muslim
Seruan Presiden Iran Masoud Pezeshkian untuk memutus hubungan dengan Israel menandai pergeseran dari diplomasi lunak menuju aksi nyata. Apakah negara-negara Muslim akan bersatu dan mengambil langkah konkret, atau hanya berhenti di level retorika?
Konferensi OKI dalam beberapa hari ke depan akan menjadi penentu. Dunia tengah menunggu, apakah solidaritas Islam hanya wacana atau bisa menjadi gerakan global melawan agresi Israel.
Baca juga : Demo Anti-Korupsi Filipina Memanas