
MotoGP 2025: Bastianini Akui Dirinya Rider Terjelek di Trek
Rekam Digital , Surabaya – Musim MotoGP 2025 belum berjalan sesuai harapan bagi Enea Bastianini. Pembalap asal Italia yang sebelumnya tampil kompetitif bersama Ducati kini mengaku merasa seperti “rider terjelek di trek” setelah pindah ke tim Red Bull KTM Tech3.
Adaptasi Sulit dari Ducati ke KTM RC16
Setelah empat musim bersama Ducati, Bastianini resmi bergabung dengan Tech3 KTM pada awal 2025. Namun, proses adaptasinya jauh dari kata mudah. RC16 dikenal memiliki karakteristik mesin dan sasis yang sangat berbeda dari Desmosedici milik Ducati.
Dalam tes pramusim di Sepang dan Buriram, Bastianini hanya mampu menempati posisi ke-18 secara keseluruhan—sebuah penurunan tajam dibandingkan performanya di tahun-tahun sebelumnya. Team Principal Herve Poncharal bahkan menyatakan bahwa Bastianini masih “berkendarai seperti mengendarai Ducati,” bukan KTM.
Musim MotoGP 2025 belum berjalan sesuai harapan bagi Enea Bastianini. Pembalap asal Italia yang sebelumnya tampil kompetitif bersama Ducati kini mengaku merasa seperti “rider terjelek di trek” setelah pindah ke tim Red Bull KTM Tech3.
Adaptasi Sulit dari Ducati ke KTM RC16
Setelah empat musim bersama Ducati, Bastianini resmi bergabung dengan Tech3 KTM pada awal 2025. Namun, proses adaptasinya jauh dari kata mudah. RC16 dikenal memiliki karakteristik mesin dan sasis yang sangat berbeda dari Desmosedici milik Ducati.
Dalam tes pramusim di Sepang dan Buriram, Bastianini hanya mampu menempati posisi ke-18 secara keseluruhan—sebuah penurunan tajam dibandingkan performanya di tahun-tahun sebelumnya. Team Principal Herve Poncharal bahkan menyatakan bahwa Bastianini masih “berkendarai seperti mengendarai Ducati,” bukan KTM (Bola.net).
Frustrasi Memuncak: “Saya Seperti Rider Terjelek di Trek”
Dalam wawancara seusai GP Spanyol, Bastianini tak menutupi perasaannya. Ia menyebut dirinya seperti pembalap terburuk di grid karena belum mampu menemukan chemistry dengan motornya.
“Saya merasa seperti rider terjelek di trek. Motor ini belum menjadi bagian dari saya, dan saya belum bisa menemukan cara untuk memaksimalkan potensinya,” ungkap Bastianini dengan jujur.
Pernyataan ini mengundang simpati dari penggemar, sekaligus jadi refleksi betapa beratnya transisi antar pabrikan di ajang MotoGP.
Tanda-Tanda Kebangkitan di Thailand
Namun, titik balik mulai terlihat di MotoGP Thailand. Meski start dari posisi ke-20, Bastianini berhasil finis di urutan ke-9—hasil yang mengejutkan bahkan bagi dirinya sendiri. Ia mengaku mulai merasa lebih “terhubung” dengan RC16, terutama dalam hal pengereman dan grip di tikungan.
“Ini adalah langkah kecil, tapi penting. Saya mulai memahami motor ini, dan itu memberi saya secercah harapan,” ujar Bastianini usai balapan di Buriram.
Apa Selanjutnya untuk Bastianini?
Dengan musim yang masih panjang, harapan belum sepenuhnya hilang. Jika adaptasi terus berjalan positif, Bastianini bisa menjadi kejutan di paruh kedua musim. KTM Tech3 juga diyakini akan memberikan dukungan teknis penuh untuk mempercepat proses pemulihan performa pembalapnya tersebut.
Kesimpulan
Musim 2025 menjadi tantangan besar bagi Enea Bastianini. Dari tekanan adaptasi hingga rasa frustasi, ia tetap menunjukkan ketekunan dan semangat kompetitif. Walaupun merasa seperti rider terjelek di trek, hasil di Thailand membuktikan bahwa potensi itu masih ada. Kini, pertanyaannya adalah: akankah Bastianini berhasil menebus semua keraguan sebelum musim berakhir?
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Quartararo di Antara Patah Hati dan Secercah Harapan