
Kunjungan Kenegaraan ke China, Kim Jong Un Bawa Putrinya
Rekam Digital ,Surabaya, – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, melakukan kunjungan kenegaraan ke China dengan membawa serta putrinya, Kim Ju Ae, dalam penampilan diplomatik internasional pertamanya. Momen ini menandai babak baru dalam diplomasi Korea Utara dan memunculkan spekulasi kuat terkait suksesi kekuasaan.
“Kunjungan ini sarat simbolisme. Tidak hanya hubungan diplomatik, tapi juga sinyal tentang masa depan politik Korea Utara,” kata Michael Madden, analis dari Stimson Center.
Debut Ju Ae di Panggung Internasional
Dalam video yang dirilis media pemerintah, Ju Ae terlihat mendampingi ayahnya turun dari kereta lapis baja di Beijing. Ia disambut secara resmi oleh pejabat tinggi Partai Komunis China. Meski tidak tampil di forum publik, kehadirannya memiliki makna strategis.
Ini adalah kali pertama Kim Jong Un bawa putrinya ke China dalam kegiatan resmi. Ia juga menjadi anggota keluarga Kim pertama yang ikut dalam kunjungan diplomatik luar negeri sejak Kim Jong Il.
Analis meyakini, ini merupakan “soft launch” untuk mengenalkan Ju Ae sebagai calon pemimpin masa depan.
Reaksi Internasional dan Strategi Suksesi
Para pengamat menyebutkan bahwa kunjungan ini adalah bagian dari strategi suksesi yang mulai dibuka kepada publik, terutama di tengah ketidakpastian kesehatan Kim Jong Un.
Menurut laporan intelijen Korea Selatan, Ju Ae disebut sebagai “front-runner” dalam garis suksesi dinasti. Usianya diperkirakan 12–13 tahun, dan sejak 2022 sudah sering muncul dalam acara militer dan kenegaraan di Pyongyang.
China Manfaatkan Simbolisme Politik
Tiongkok menyambut Kim dan Ju Ae dengan parade militer yang juga dihadiri Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ketiganya tampil dalam satu acara besar memperingati 80 tahun kemenangan Perang Dunia II di Asia.
Hal ini memperkuat poros Beijing–Pyongyang–Moskow di tengah ketegangan global. Bagi China, kehadiran Kim Jong Un dan putrinya merupakan cara untuk menunjukkan kestabilan aliansi dan kesinambungan kekuasaan di Korea Utara.
Pengaruh Diplomatik dan Propaganda
Langkah Kim Jong Un bawa putrinya ke China dinilai juga sebagai upaya mengubah citra Korea Utara. Tidak hanya dikenal dengan nuklir dan ancaman militer, tapi juga dengan wajah “keluarga pemimpin” yang berwibawa dan terstruktur.
Beberapa pakar menyebut ini sebagai strategi propaganda untuk memperhalus citra sang diktator, sekaligus memperkuat klaim dinasti.
Sinyal Suksesi Semakin Terbuka
Kunjungan ini bukan sekadar agenda bilateral, tapi pesan kuat bahwa Korea Utara tengah mempersiapkan generasi penerus. Langkah Kim Jong Un bawa putrinya ke China bukan hanya simbolik, tapi politis dan strategis.
Apakah Ju Ae benar-benar akan menjadi pemimpin keempat dari dinasti Kim? Dunia kini mulai memperhatikannya lebih serius.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Trump Akan Kirim Tentara AS ke Chicago