
90 Truk Bantuan Dikirim ke Gaza Usai Israel Longgarkan Blokade
Rekam Digital , Surabaya – Pada Kamis, 22 Mei 2025, sebanyak 90 truk bantuan kemanusiaan akhirnya berhasil menembus Jalur Gaza setelah Israel membuka sebagian blokade yang telah diberlakukan selama hampir tiga bulan. Truk-truk tersebut membawa berbagai kebutuhan mendesak, termasuk makanan, susu bayi, air bersih, obat-obatan, dan perlengkapan medis lainnya.
Pengiriman ini dilakukan melalui perlintasan Kerem Shalom, satu-satunya jalur utama yang tersisa untuk mengangkut logistik ke Gaza. Pihak berwenang Palestina dan organisasi bantuan internasional menyebut ini sebagai “langkah awal yang penting” dalam meredakan penderitaan jutaan warga Gaza yang hidup dalam kondisi sangat kritis.
Latar Belakang Blokade
Sejak awal Maret 2025, Israel memberlakukan blokade ketat sebagai respons terhadap meningkatnya eskalasi militer di wilayah tersebut. Selama blokade, akses terhadap bahan pokok dan medis sangat terbatas, mengakibatkan lebih dari 70% fasilitas kesehatan tidak berfungsi secara optimal.
Organisasi-organisasi seperti UNRWA dan World Food Programme (WFP) memperingatkan bahwa situasi ini hampir mencapai tingkat bencana kelaparan, terutama di wilayah tengah dan selatan Gaza, tempat banyak warga mengungsi karena serangan udara.
Isi Bantuan dan Distribusi
Dari total 90 truk yang masuk:
- 35 truk membawa bahan makanan pokok seperti gandum, beras, dan minyak goreng.
- 20 truk mengangkut air minum dan perlengkapan kebersihan.
- 15 truk lainnya membawa perlengkapan medis, termasuk alat bedah dan obat-obatan esensial.
- Sisanya berisi susu bayi, popok, dan selimut.
Distribusi dilakukan oleh Palang Merah Internasional, bekerja sama dengan Otoritas Kesehatan Gaza. Bantuan difokuskan pada rumah sakit utama seperti Al-Shifa dan klinik darurat di Deir al-Balah.
Reaksi Internasional dan Harapan ke Depan
Langkah Israel ini disambut oleh berbagai negara dan organisasi internasional. Sekjen PBB António Guterres mengapresiasi pembukaan blokade sebagian namun menegaskan bahwa akses penuh terhadap bantuan kemanusiaan adalah hak, bukan konsesi.
Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Mesir juga mendorong gencatan senjata lebih luas agar proses pemulihan bisa berjalan tanpa hambatan.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Pesawat Jatuh di California AS, Sejumlah Rumah dan Mobil Terbakar