
Didemo Rakyat, Parlemen Timor Leste Batalkan Pengadaan Mobil
Rekam Digital ,Surabaya, – Parlemen Timor Leste resmi membatalkan rencana pembelian mobil dinas baru untuk para anggota dewan. Keputusan ini diambil setelah gelombang unjuk rasa besar-besaran terjadi di ibu kota Dili.
Rencana tersebut sebelumnya mengalokasikan dana sebesar 4,2 juta dolar AS untuk membeli 65 unit Toyota Prado. Mobil mewah itu direncanakan digunakan oleh setiap anggota parlemen.
Protes dari Mahasiswa dan Masyarakat
Aksi unjuk rasa dimulai sejak pertengahan September. Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas berkumpul di depan Gedung Parlemen. Mereka membawa poster, spanduk, dan menyuarakan penolakan terhadap rencana pengadaan mobil tersebut.
“Rakyat masih miskin, tapi pejabat mau beli mobil mewah. Ini tidak adil,” ujar seorang mahasiswa yang ikut berorasi.
Protes ini menarik simpati luas. Organisasi masyarakat sipil, tokoh agama, dan warga biasa ikut menyuarakan keberatan. Mereka menilai pembelian mobil baru tidak mencerminkan kepentingan rakyat.
Situasi Memanas, Keputusan Diumumkan
Pada 15 September, aksi sempat ricuh. Beberapa demonstran melempar batu ke arah gedung parlemen. Polisi membalas dengan gas air mata. Beberapa orang dilaporkan mengalami luka ringan.
Meski begitu, aksi tetap berlanjut dengan damai pada hari-hari berikutnya. Tekanan publik akhirnya membuat parlemen berubah sikap.
Pada 16 September, keputusan resmi diumumkan. Proyek pengadaan mobil dinas dibatalkan. Parlemen memerintahkan agar kendaraan lama tetap digunakan dan dirawat secara berkala.
Reaksi Publik dan Pengamat
Publik menyambut keputusan ini dengan positif. Banyak yang menyebutnya sebagai kemenangan rakyat. Di media sosial, warga ramai-ramai memuji solidaritas mahasiswa dan tekanan publik yang konsisten.
Namun, pengamat politik mengingatkan bahwa pembatalan ini bukan akhir dari persoalan. Pemerintah harus lebih terbuka soal penggunaan anggaran negara.
“Momen ini harus menjadi awal transparansi, bukan hanya pencitraan sesaat,” kata seorang analis politik lokal.
Kondisi Ekonomi Jadi Sorotan
Lebih dari 40 persen rakyat Timor Leste hidup di bawah garis kemiskinan. Sektor pendidikan dan kesehatan masih kekurangan anggaran. Dalam kondisi seperti ini, pembelian mobil mewah tentu memicu kemarahan publik.
Banyak warga berharap, setelah kejadian ini, kebijakan anggaran akan lebih fokus pada kebutuhan dasar rakyat.
Baca juga : Spanyol Desak Israel Dilarang Ikut Kompetisi Internasional