
Rusia Kembalikan 1.000 Jenazah Tentara Ukraina
Rekam Digital ,Surabaya, – Pada 19 Agustus 2025, Rusia kembalikan 1.000 jenazah tentara Ukraina dalam sebuah operasi repatriasi besar-besaran yang difasilitasi oleh perjanjian Istanbul. Informasi ini dikonfirmasi oleh Markas Koordinasi Ukraina untuk Penanganan Tawanan Perang.
Lima dari jenazah tersebut diketahui tewas dalam tahanan Rusia, padahal termasuk dalam daftar tahanan yang sakit parah dan seharusnya diprioritaskan untuk dikembalikan lebih awal. Pihak Ukraina menyebut bahwa kejadian ini menambah panjang daftar dugaan pelanggaran Rusia terhadap perjanjian kemanusiaan internasional.
Perjanjian Istanbul Jadi Dasar Pertukaran
Repatriasi ini merupakan bagian dari kesepakatan Istanbul yang dicapai pada Juni 2025. Kesepakatan tersebut mengatur pertukaran 6.000 jenazah tentara Ukraina dengan 6.000 jenazah tentara Rusia. Prioritas diberikan kepada tahanan yang luka berat serta prajurit muda berusia 18–25 tahun.
Sejak saat itu, pertukaran jenazah terus dilakukan secara bertahap. Berikut beberapa data sebelumnya:
-
11 Juni 2025: Rusia menyerahkan 1.200 jenazah.
-
13 Juni 2025: Tambahan 1.212 jenazah dikembalikan ke Ukraina.
-
16 Juni 2025: 1.245 jenazah kembali dikirim, menandai hampir selesainya tahap awal perjanjian.
-
17 Juli 2025: Rusia kembalikan 1.000 jenazah lagi, bersama 19 jenazah tentara Rusia dari pihak Ukraina.
Identifikasi dan Proses Pemulangan
Setibanya jenazah di wilayah Ukraina, tim forensik militer dan petugas identifikasi langsung melakukan pemeriksaan. Proses ini melibatkan analisis DNA, pakaian, barang pribadi, dan catatan medis untuk memastikan identitas prajurit.
Banyak keluarga menunggu kabar kepastian setelah bertahun-tahun kehilangan kontak. Seorang ayah dari prajurit yang hilang mengatakan, “Kami tidak tahu apakah anak kami masih hidup, tapi kami butuh jawaban.”
Ukraina Tuding Rusia Langgar Komitmen
Meski repatriasi berjalan, Ukraina menuduh Rusia masih menahan jenazah secara tidak sah, terutama yang termasuk dalam kategori “sakit parah.” Pemerintah Ukraina menyebut bahwa Rusia belum menjalankan seluruh poin perjanjian secara konsisten.
Otoritas Ukraina juga menyerukan pengawasan internasional terhadap proses ini untuk memastikan tidak ada pelanggaran hukum kemanusiaan. Mereka berharap adanya tekanan diplomatik yang lebih kuat agar Rusia mempercepat pengembalian seluruh jenazah dan tahanan.
Harapan dan Tanggung Jawab Bersama
Repatriasi jenazah ini membawa kelegaan bagi sebagian keluarga. Namun masih banyak yang menunggu kabar. Proses ini bukan hanya diplomatik, tapi juga menyangkut penghormatan terakhir kepada mereka yang gugur.
Ukraina berharap komitmen kemanusiaan di atas konflik politik tetap dijaga oleh kedua negara. Proses repatriasi jenazah harus diprioritaskan sebagai bentuk penghormatan atas nilai-nilai kemanusiaan universal.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Putin–Trump Bertemu 3 Jam Tanpa Kesepakatan