
RS di Gaza Terima 45 Jasad Warga Palestina dari Israel
Rekam Digital ,Surabaya, – Sebanyak 45 jasad warga Palestina dipulangkan oleh Israel dan diterima di Rumah Sakit Nasser di Gaza pada 14 Oktober 2025. Pemulangan ini dilakukan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang disepakati antara Israel dan Hamas, yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Meski dianggap sebagai langkah positif, kondisi jasad-jasad yang diterima memunculkan pertanyaan baru.
Kronologi dan Kondisi Jasad
Menurut laporan dari Associated Press dan Reuters, jasad-jasad tersebut dikirimkan melalui koordinasi dengan Komite Internasional Palang Merah (ICRC). Tubuh-tubuh itu diterima di Nasser Hospital, Khan Younis, Gaza Selatan.
Namun, beberapa jasad ditemukan dalam kondisi yang memprihatinkan:
-
Terdapat tanda-tanda luka tembak dan patah tulang.
-
Beberapa jasad tangan terikat, memunculkan spekulasi dugaan penyiksaan.
-
Pihak rumah sakit menyebutkan bahwa identifikasi masih terus berlangsung, karena tidak semua korban memiliki dokumen identitas.
“Kami sedang bekerja keras untuk mengidentifikasi jasad-jasad ini dan memberikan pemakaman yang layak,” ujar Dr. Youssef Hassouna, Kepala Forensik RS Nasser.
Bagian dari Kesepakatan Gencatan Senjata
Pemulangan jasad ini merupakan bagian dari paket kesepakatan gencatan senjata terbaru yang disepakati pada awal Oktober 2025.
Beberapa poin penting dalam kesepakatan tersebut:
-
Hamas membebaskan sejumlah sandera Israel dan asing.
-
Israel memulangkan puluhan jasad warga Palestina yang sebelumnya ditahan atau tewas di wilayah kendali Israel.
-
Gencatan senjata berlaku selama 30 hari, termasuk penghentian serangan udara dan artileri.
Menurut media Vanguard, pihak Israel juga mengungkap telah mengidentifikasi dua jasad sandera mereka, yaitu Guy Iluz (warga Israel) dan Bipin Joshi (mahasiswa asal Nepal), yang juga diserahkan ke pihak ketiga dalam proses yang sama.
Reaksi Keluarga dan Masyarakat
Pemulangan jasad ini disambut dengan kesedihan sekaligus kemarahan. Banyak keluarga datang ke rumah sakit berharap dapat menemukan kerabat mereka.
“Setelah berbulan-bulan menunggu kabar, kami hanya menerima jenazah,” kata Mahmoud, warga Gaza yang kehilangan saudaranya sejak serangan di Rafah.
Organisasi HAM menyerukan investigasi independen terhadap kondisi jasad dan penyebab kematian. Mereka menuntut transparansi dari kedua belah pihak.
Implikasi Diplomatik dan Kemanusiaan
1. Langkah Awal Menuju Proses Damai
Pemulangan jasad bisa menjadi sinyal bahwa kesepakatan kemanusiaan mulai dijalankan, meski masih minim rasa saling percaya.
2. Tekanan Internasional terhadap Israel dan Hamas
Lembaga-lembaga HAM mendesak pengawasan lebih ketat terhadap penanganan tahanan dan jenazah, serta transparansi dalam proses forensik.
3. Memperkuat Peran Mediator Internasional
Kehadiran Qatar, Mesir, dan ICRC dalam proses ini menunjukkan pentingnya aktor netral dalam menjaga jalannya kesepakatan.
Tantangan yang Masih Ada
-
Identifikasi Jasad: Banyak keluarga masih menunggu hasil forensik.
-
Pemulangan Berikutnya: Diperkirakan masih ada ratusan jasad yang belum dipulangkan.
-
Transparansi Proses: Kurangnya dokumentasi dari pihak Israel mempersulit pelacakan penyebab kematian.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Tumben, Biden Puji-puji Trump Atas Gencatan Senjata Gaza