
Pembalap Formula 1 Murka, Aturan Monaco GP Balapan Palsu
Rekam Digital , MONACO — Di tengah kemewahan sirkuit jalanan Monte Carlo yang ikonik, Grand Prix Monaco 2025 berakhir bukan dengan tepuk tangan, tapi dengan keluhan dan sindiran pedas dari para pembalap papan atas.
Alih-alih jadi pesta kecepatan, balapan tahun ini menjadi bahan tertawaan — dan kemarahan — akibat uji coba aturan wajib dua kali pit stop yang dinilai merusak integritas kompetisi.
🔧 Fokus ke Pit, Bukan Balapan
Salah satu suara paling lantang datang dari Carlos Sainz, yang menyebut balapan ini sebagai:
“Manipulasi yang mencoreng esensi Formula 1.”
Sedangkan Max Verstappen — yang biasanya penuh kontrol — tak mampu menyembunyikan frustrasinya:
“Ini bukan balapan… ini seperti Mario Kart. Kami seperti disuruh lempar pisang!”
Aturan baru tersebut membuat tim dan pembalap lebih sibuk menghitung strategi pit dibanding bertarung wheel-to-wheel di lintasan. Banyak yang merasa balapan kehilangan “jiwa”.
🏆 Lando Norris Menang, Tapi Tetap Kontroversial
Meskipun Lando Norris keluar sebagai juara dengan performa solid, kemenangan itu tetap dibayangi bayang-bayang regulasi yang dianggap “mengacaukan” jalannya lomba. Sementara Charles Leclerc yang start dari pole position harus puas di posisi kedua, sebagian fans menyebut hasil akhir ini “kurang murni”.
🧠 Tapi Tak Semua Menolak
Meski sebagian besar pembalap dan tim menyayangkan aturan ini, beberapa tokoh masih membela eksperimen FIA ini sebagai “langkah menuju balapan yang lebih tak terduga dan menghibur.”
Namun pertanyaannya: Apakah Formula 1 masih tentang siapa pembalap terbaik, atau siapa paling pintar bermain strategi pit?
⏳ Akankah Aturan Ini Dipertahankan?
Dengan reaksi keras dari berbagai pihak, FIA menghadapi dilema besar. Apakah aturan ini akan dilanjutkan di balapan berikutnya? Ataukah Monaco akan dikenang sebagai satu-satunya GP yang berubah jadi karting profesional?
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Gol Tunggal Myles Hippolyte Bawa AFC Wimbledon Naik Kelas ke League One