
Kian Mencekam di Gaza Gara-gara Israel Blokir Bantuan
Rekam Digital , Surabaya – Gaza kembali menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah setelah Israel menghentikan seluruh bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut sejak awal Maret 2025. Langkah ini memicu lonjakan harga pangan hingga 100 kali lipat dan memperburuk kondisi lebih dari 2 juta warga Palestina yang sudah terperangkap dalam konflik berkepanjangan.
Blokade Bantuan Memperburuk Krisis
Menurut laporan dari United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), penutupan lintasan utama seperti Kerem Shalom, Erez, dan Zikim telah menghentikan distribusi bantuan vital seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan. Akibatnya, harga bahan pokok seperti tepung dan sayuran melonjak lebih dari 100 kali lipat, membuat banyak keluarga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka.
World Food Programme (WFP) memperingatkan bahwa stok pangan di Gaza hampir habis. Tanpa adanya pasokan baru, lebih dari 80 dapur umum terancam tutup dalam waktu dekat.
Dampak Kesehatan dan Infrastruktur
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa sekitar 80% infrastruktur kesehatan di Gaza telah hancur. Lebih dari 1.000 tenaga medis tewas, dan sekitar 14.000 warga, termasuk 4.500 anak-anak, membutuhkan evakuasi medis segera.
Selain itu, tumpukan sampah yang tidak dapat dibersihkan akibat kekurangan bahan bakar menyebabkan pencemaran lingkungan dan meningkatkan risiko penyakit menular.
Penolakan Internasional terhadap Blokade
Langkah Israel untuk memblokir bantuan kemanusiaan mendapat kecaman keras dari berbagai negara dan organisasi internasional. Uni Eropa, PBB, dan Komite Internasional Palang Merah menilai tindakan ini melanggar hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Norwegian Refugee Council (NRC) menegaskan bahwa penghentian bantuan akan semakin memperburuk penderitaan warga Gaza yang sudah berada di ambang kelaparan dan kehabisan sumber daya.
Seruan untuk Akses Bantuan yang Tidak Terhalang
Plan International menekankan bahwa bantuan kemanusiaan bukanlah alat tawar-menawar dalam konflik. Organisasi ini mendesak Israel untuk membuka kembali akses bantuan dan memastikan distribusi yang adil bagi seluruh warga Gaza, tanpa diskriminasi.
Penutupan
Krisis di Gaza semakin memburuk akibat penghentian bantuan kemanusiaan oleh Israel. Tanpa adanya intervensi internasional yang tegas, jutaan warga Palestina terancam menghadapi kelaparan, penyakit, dan penderitaan lebih lanjut. Dunia internasional diharapkan dapat bersatu untuk menekan Israel agar membuka kembali akses bantuan dan menghormati hak-hak kemanusiaan warga Gaza.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : 133 Kardinal Tiba di Roma Jelang Konklaf Pemilihan Paus Baru