
Israel Langgar Gencatan Senjata Lagi, Bukan Kali Ini Saja
Rekam Digital ,Surabaya, – Serangkaian laporan internasional kembali menyoroti bahwa Israel langgar gencatan senjata di Gaza dan Lebanon. Ini bukan kali pertama Israel melakukan pelanggaran semacam itu, bahkan selama masa tenang atau proses negosiasi damai.
Data terbaru menunjukkan bahwa sejak awal tahun hingga September 2025, ribuan pelanggaran gencatan senjata telah tercatat, menambah daftar panjang tindakan yang bertentangan dengan hukum humaniter internasional.
Pelanggaran Gencatan Senjata di Lebanon
Pada 19 September 2025, militer Israel melakukan serangan udara ke lima desa di Lebanon selatan, yaitu Debbin, Kfar Tibnit, Burj Qalawiya, Al-Shahabiya, dan Kafr Shuba. Padahal, sejak November 2024, kedua negara telah menandatangani gencatan senjata.
Menurut Angkatan Darat Lebanon, terdapat lebih dari 4.500 pelanggaran sejak perjanjian tersebut ditandatangani. Serangan-serangan itu disebut melanggar batas wilayah udara dan darat secara rutin.
Pelanggaran di Gaza
Tak jauh berbeda, di Gaza, Israel langgar gencatan senjata yang diberlakukan sejak 19 Januari 2025. Dalam 42 hari pertama gencatan senjata, dilaporkan 962 pelanggaran, mencakup:
-
Penembakan ke arah permukiman sipil
-
Serangan drone ke wilayah perbatasan
-
Blokade bantuan kemanusiaan
-
Penundaan pemulangan pengungsi Gaza Utara
Menurut Hamas, pelanggaran ini termasuk dalam strategi “mobilisasi diam-diam” untuk menekan warga sipil dan memperpanjang blokade.
Pola Pelanggaran Berulang
Fakta bahwa Israel langgar gencatan senjata bukan hal baru. Dalam konflik-konflik sebelumnya — 2009, 2014, 2021, hingga 2023 — pelanggaran juga terjadi dengan pola serupa:
-
Serangan saat masa transisi gencatan
-
Provokasi udara dan darat secara sepihak
-
Blokade bantuan medis dan makanan
-
Penahanan warga sipil tanpa proses hukum
Pelanggaran seperti ini sering kali dibenarkan Israel dengan alasan keamanan nasional, tetapi tidak sedikit yang menyebutnya sebagai bentuk impunitas yang terus berulang.
Reaksi Internasional
Beberapa negara dan lembaga HAM telah menyatakan sikap keras terhadap tindakan Israel:
-
PBB menyebut pelanggaran gencatan senjata sebagai bentuk kegagalan dalam menghormati hukum internasional.
-
Human Rights Watch menyerukan investigasi independen atas serangan ke wilayah sipil.
-
Uni Eropa mendesak agar gencatan senjata tidak digunakan sebagai kedok untuk ekspansi militer.
Implikasi Keamanan & Kemanusiaan
Ketika Israel langgar gencatan senjata, dampak paling besar dirasakan oleh warga sipil:
-
Korban jiwa dan luka terus bertambah
-
Akses ke makanan dan air bersih terganggu
-
Anak-anak dan lansia paling rentan
-
Upaya rekonsiliasi dan perdamaian menjadi sulit dilakukan
Pelanggaran berulang ini mengikis kepercayaan terhadap proses damai dan memperkuat narasi bahwa solusi dua negara semakin jauh dari kenyataan.
Baca juga : Wajib Militer 135000 Rusia Dimulai Musim Gugur 2025