
Hamas Minta Ubah Klausul Pelucutan Senjata Rencana Damai Trump
Rekam Digital ,Surabaya, – Kelompok Hamas menyatakan ingin mengubah klausul pelucutan senjata dalam rencana perdamaian Gaza yang diajukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Perubahan ini diajukan dalam proses negosiasi tidak langsung yang berlangsung di Doha, Qatar, dengan perantara dari Mesir, Turki, dan Qatar.
Menurut laporan dari sumber yang dekat dengan kepemimpinan Hamas, kelompok tersebut menilai bahwa klausul pelucutan senjata dalam rencana perdamaian terlalu sepihak dan mengancam eksistensi politik serta keamanan internal mereka.
Isi Klausul yang Dipersoalkan
Rencana perdamaian Trump mengharuskan Hamas:
-
Melakukan pelucutan senjata secara total.
-
Menyerahkan seluruh persenjataan dan roket.
-
Menghancurkan jaringan terowongan dan infrastruktur militer.
-
Menyerahkan kendali keamanan di Gaza kepada otoritas internasional.
Namun, Hamas mengusulkan agar klausul tersebut diubah menjadi opsi “meletakkan senjata secara bertahap” di bawah pengawasan internasional, bukan pelucutan total yang dianggap sebagai bentuk menyerah sepenuhnya.
Hamas Minta Jaminan Keamanan
Dalam pernyataan tidak resmi, Hamas meminta agar Israel menarik pasukan sepenuhnya dari Gaza dan menghentikan operasi pembunuhan target di luar negeri sebelum mereka mempertimbangkan pelucutan senjata. Hamas juga meminta jaminan internasional atas keselamatan para anggotanya yang akan dilucuti dari kekuatan militer.
“Tidak mungkin Hamas menyerahkan seluruh kekuatan militernya tanpa adanya jaminan politik dan keamanan, serta kejelasan mengenai masa depan Gaza pasca-penarikan Israel,” ungkap seorang pejabat Hamas kepada AFP.
Reaksi Dunia Internasional
Sejumlah negara Arab, termasuk Qatar dan Turki, menilai permintaan Hamas cukup rasional. Mereka menyarankan agar pelucutan senjata dilakukan secara bertahap, bukan sekaligus, guna menjaga stabilitas politik di Gaza dan menghindari kekosongan kekuasaan.
Namun, Israel dan pemerintahan Trump tetap menekankan bahwa disarmamen penuh adalah syarat mutlak. Tanpa pelucutan total, rencana perdamaian dinilai tidak memiliki jaminan keamanan jangka panjang bagi warga Israel.
Trump bahkan memberikan tenggat waktu 72 jam bagi Hamas untuk menyetujui rencana tersebut. Ia menyebut, “Jika mereka tidak ikut serta, maka mereka akan menghadapi akhir yang menyedihkan.”
Dampak Potensial Terhadap Proses Perdamaian
Jika permintaan Hamas ditolak dan tidak ada kompromi, maka rencana perdamaian Trump bisa gagal. Namun jika disetujui, perubahan pada klausul pelucutan senjata bisa membuka jalan baru menuju deeskalasi konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa pendekatan fleksibel terhadap pelucutan senjata mungkin bisa mempercepat proses damai — asalkan disertai verifikasi internasional dan pengawasan ketat untuk mencegah kebangkitan kembali kekuatan militer ilegal di Gaza.
Baca juga : Harvard dan Trump Capai Kesepakatan $500 Juta