
Eropa Percepat Sanksi Energi ke Rusia di Tengah Tekanan Politik
Rekam Digital ,Surabaya, – Uni Eropa (UE) resmi mempercepat langkah untuk memberlakukan sanksi energi terhadap Rusia. Kebijakan ini muncul di tengah tekanan politik global, khususnya dari Amerika Serikat, serta desakan internal dari negara anggota yang ingin mempercepat transisi energi.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa proposal baru sedang disusun untuk mempercepat penghentian impor bahan bakar fosil dari Rusia, terutama minyak dan gas. Langkah ini akan menjadi bagian dari paket sanksi ke-18 terhadap Moskow sejak invasi ke Ukraina.
Kenapa Eropa Mempercepat Sanksi Ini?
Sebelumnya, UE menargetkan penghentian penuh impor energi Rusia pada 1 Januari 2028. Namun, situasi geopolitik yang terus memanas membuat Eropa mengkaji ulang tenggat waktu tersebut. Amerika Serikat disebut mendorong UE agar bertindak lebih tegas dan cepat dalam membatasi pendanaan terhadap rezim Putin.
Langkah ini juga dipicu oleh tekanan dari dalam. Negara-negara seperti Polandia dan negara Baltik mendesak agar sanksi diperluas dan dipercepat karena mereka merasa terancam secara langsung oleh Rusia.
Apa Saja yang Disanksi?
Menurut sumber resmi, percepatan sanksi ini mencakup:
-
Minyak dan Gas Rusia
Impor minyak mentah dan gas alam akan dihentikan lebih cepat dari rencana awal. -
Armada Bayangan (Shadow Fleet)
UE akan melarang kapal tanker yang digunakan untuk menghindari sanksi (shadow fleet) berlabuh di pelabuhan Eropa atau mendapat layanan maritim seperti asuransi dan perbaikan. -
Cap Harga Minyak Rusia
Batas harga ekspor minyak Rusia akan diperketat dengan sistem cap dinamis yang menyesuaikan pasar global, agar mencegah Rusia meraih keuntungan besar.
Tantangan dari Negara Anggota
Tidak semua negara UE sepakat dengan percepatan ini. Hungaria dan Slovakia masih sangat bergantung pada energi Rusia dan meminta dispensasi waktu lebih lama. Mereka khawatir bahwa larangan mendadak akan menimbulkan lonjakan harga dan ketidakstabilan domestik.
Komisi Eropa menyatakan terbuka terhadap pendekatan bertahap bagi negara yang sangat terdampak, namun tetap menegaskan bahwa arah kebijakan tidak akan berubah: Rusia tidak bisa lagi menjadi sumber utama energi Eropa.
Apa Dampaknya bagi Rusia dan Eropa?
Bagi Rusia, percepatan ini akan mempersempit sumber pendapatan dari ekspor energi. Sejak 2022, minyak dan gas masih menjadi tulang punggung pendanaan perang dan ekonomi Moskow.
Sementara bagi UE, tantangan terbesar adalah menjaga stabilitas energi sambil memperluas kerja sama dengan negara pemasok baru seperti Norwegia, Aljazair, dan Qatar. Investasi dalam energi terbarukan juga dipercepat untuk mengurangi ketergantungan jangka panjang pada impor.
Baca juga : Ekuador Tetapkan Status Darurat Usai Penghapusan Subsidi BBM