
Alasan Utama Fenerbahce Pecat Mourinho : Gagal Dominasi & Gaya Bermain Bertahan
Rekam Digital , Surabaya, – Setelah hanya tiga bulan menjabat, Jose Mourinho resmi dipecat oleh Fenerbahce. Keputusan ini diumumkan pada 29 Agustus 2025, hanya beberapa jam setelah tim tersingkir dari babak play-off Liga Champions. Namun, menurut Presiden Fenerbahce Ali Koç, keputusan ini bukan semata soal hasil—melainkan perbedaan visi dan filosofi sepak bola.
“Kami tidak ingin tim yang hanya bermain bertahan. Kami ingin tim yang dominan, agresif, dan menyerang,” ujar Ali Koç dalam konferensi pers resmi klub.
1. Gagal Lolos Liga Champions
Kekalahan dari Benfica di babak play-off menjadi titik balik. Fenerbahce kalah agregat 0-1 dalam dua leg, dan tampil tanpa ambisi menyerang. Publik Turki pun kecewa dengan pendekatan Mourinho yang terlalu defensif, meski bertabur pemain bintang.
Ali Koç menyatakan, “Kami bukan hanya kecewa karena tidak lolos, tapi karena cara kami bermain. Kami tidak terlihat seperti tim besar.”
2. Filosofi Mourinho Tak Cocok
Sejak awal, Mourinho memang dikenal sebagai pelatih pragmatis yang mengandalkan pertahanan rapat dan serangan balik. Sayangnya, ini bertabrakan dengan identitas Fenerbahce yang dikenal ofensif dan atraktif.
Klub ingin membangun tim yang bisa mendominasi penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang. Di bawah Mourinho, tim justru kesulitan mencetak gol dan cenderung pasif dalam menyerang.
3. Konflik dan Kontroversi
Selain masalah taktik, Mourinho juga menuai kontroversi. Ia sempat berselisih dengan pelatih lawan, mendapatkan sanksi karena sikap tidak sportif, serta memicu ketegangan dengan ofisial liga. Hubungannya dengan beberapa pemain senior juga dikabarkan memburuk.
Semua itu membuat suasana ruang ganti tidak sehat dan berdampak pada performa tim di lapangan.
📊 4. Statistik Tak Mengesankan
Selama melatih Fenerbahce, Mourinho mencatatkan:
-
62 pertandingan
-
37 kemenangan
-
14 hasil imbang
-
11 kekalahan
-
0 trofi
Meski bukan catatan buruk, klub menilai Mourinho gagal memenuhi ekspektasi besar, terutama di kompetisi Eropa.
Klub Siapkan Pelatih Pengganti
Fenerbahce kini mencari pelatih baru yang memiliki filosofi bermain menyerang. Beberapa nama seperti Luciano Spalletti, Marcelo Gallardo, hingga Ange Postecoglou disebut-sebut masuk radar.
Ali Koç menegaskan: “Kami ingin membangun jangka panjang. Ini bukan tentang satu musim, tapi tentang identitas klub ke depan.”
Pemecatan Jose Mourinho oleh Fenerbahce bukan semata karena kegagalan di Liga Champions, tapi karena benturan visi dan filosofi sepak bola. Klub ingin tim yang dominan dan menyerang, bukan pasif dan bertahan. Kontroversi dan hubungan internal yang memburuk hanya mempercepat keputusan ini.
Mourinho pun menutup masa singkatnya di Istanbul dengan rasa kecewa, namun Fenerbahce memilih jalan berbeda untuk masa depan klub.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Lamine Yamal Belum Pernah Absen Cetak Gol atau Assist Musim Ini