
3 Tentara Thailand Terluka Akibat Ranjau di Perbatasan Kamboja
Rekam Digital ,Surabaya, – Tiga tentara Thailand terluka akibat ledakan ranjau darat saat melakukan patroli rutin di perbatasan dengan Kamboja pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Lokasi kejadian berada di Provinsi Sisaket, wilayah yang berbatasan langsung dengan Kamboja dan kerap menjadi titik panas konflik wilayah.
Salah satu korban kehilangan kaki, sedangkan dua lainnya mengalami luka serius di bagian punggung dan kepala. Para korban langsung dilarikan ke rumah sakit militer di Ubon Ratchathani untuk mendapat perawatan intensif.
Tuduhan dan Bantahan Antar Negara
Pihak militer Thailand menuduh bahwa ranjau tersebut baru saja dipasang oleh pasukan Kamboja, meskipun sebelumnya telah disepakati gencatan senjata sejak akhir Juli 2025. Tuduhan ini menjadi sorotan karena kedua negara telah menandatangani Ottawa Convention, yang melarang penggunaan ranjau anti-personel.
Sebaliknya, otoritas Kamboja membantah keras tuduhan tersebut. Mereka menyatakan bahwa ranjau itu adalah peninggalan konflik lama, dan menegaskan bahwa Kamboja selama ini aktif melakukan pembersihan ranjau. Bahkan, menurut data resmi, lebih dari satu juta ranjau telah dimusnahkan sejak awal 2000-an.
Ketegangan Baru di Tengah Gencatan Senjata
Insiden ini terjadi hanya dua minggu setelah gencatan senjata diumumkan. Meskipun secara umum situasi di perbatasan lebih tenang, namun insiden seperti ini dapat mengancam stabilitas dan memperburuk kepercayaan antara kedua negara.
Pejabat militer Thailand menyebutkan bahwa insiden ini akan menjadi materi dalam pertemuan bilateral mendatang, yang difasilitasi oleh ASEAN dan Malaysia sebagai mediator.
Dampak Kemanusiaan dan Politik
Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah berlangsung selama beberapa dekade. Namun, dalam enam bulan terakhir, intensitasnya meningkat tajam. Lebih dari 250.000 warga sipil telah mengungsi, dan puluhan orang kehilangan nyawa.
Kedua negara juga menghadapi tekanan internasional untuk meredakan konflik dan fokus pada penyelesaian diplomatik. PBB dan beberapa negara ASEAN menyerukan pembentukan tim investigasi independen untuk menyelidiki insiden ranjau ini.
Upaya Monitoring Internasional
Sebagai respons atas insiden tersebut, pemerintah Thailand mendorong pengiriman tim pengawas ASEAN ke lokasi perbatasan. Kamboja menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama, namun tetap meminta bukti konkret sebelum menerima tuduhan apapun.
Langkah ini dianggap penting untuk menjaga kepercayaan antar pihak dan menghindari eskalasi militer di kemudian hari.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Prabowo Hadiri National Day Parade Singapura 2025