
Pilu, Hampir 800 Warga Gaza Tewas Saat Cari Bantuan Makanan
Rekam Digital ,Surabaya, – Tangisan dan duka mendalam menyelimuti Jalur Gaza setelah hampir 800 warga sipil dilaporkan tewas dalam enam minggu terakhir. Mereka meregang nyawa bukan karena perang langsung, tetapi saat mengantre bantuan makanan di tengah kelaparan parah yang melanda wilayah tersebut.
Menurut data dari Kantor HAM PBB (OHCHR), sejak akhir Mei 2025, tercatat 798 warga Gaza tewas saat mencoba memperoleh makanan di titik distribusi. Tragisnya, sebagian besar korban ditembak di lokasi yang seharusnya menjadi pusat kemanusiaan.
Rinciannya: Tewas Saat Berjuang Hidup
-
615 korban tewas di lokasi distribusi yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah organisasi non-negara yang mendapat dukungan logistik dari AS dan Israel.
-
183 korban lainnya tewas saat berada di konvoi bantuan PBB dan organisasi internasional lainnya.
-
Mayoritas korban adalah anak-anak, perempuan, dan lansia.
PBB menegaskan bahwa kematian ini bukan akibat kerusuhan atau desak-desakan, melainkan akibat kekerasan langsung, termasuk tembakan dari pihak keamanan.
Model Distribusi GHF Dianggap Gagal
GHF mulai menggantikan peran PBB sejak Mei dengan model distribusi terbatas, hanya melalui empat titik tetap yang dijaga militer. Model ini dikritik karena:
-
Minimnya akses bagi warga sipil
-
Tingginya risiko keamanan
-
Ketiadaan zona netral kemanusiaan
PBB dan lebih dari 160 LSM internasional mengecam pendekatan ini dan mendesak kembalinya skema distribusi bantuan PBB yang lebih luas dan aman.
Seruan Dunia Internasional
-
OHCHR: Meminta investigasi penuh dan independen atas penembakan di lokasi bantuan.
-
WHO: Menyebut model distribusi saat ini “berisiko tinggi dan tidak sesuai prinsip kemanusiaan.”
-
NRC & Save The Children: Mendesak pencabutan blokade bantuan dan pemulihan jalur logistik sipil.
Realitas di Lapangan: Makanan atau Maut
Warga Gaza kini menghadapi pilihan tragis: kelaparan di rumah atau risiko mati saat mengantre roti. Banyak keluarga terpaksa membawa anak-anak mereka ke lokasi bantuan, hanya untuk melihat mereka menjadi korban kekerasan.
Setiap pagi, antrean mengular sejak pukul 04.00, tanpa jaminan keamanan. “Kami hanya ingin makan,” ujar seorang ibu sambil menangis di depan tenda bantuan.
Langkah Mendesak yang Diperlukan
-
Kembalikan sistem distribusi PBB skala penuh
-
Zona kemanusiaan harus steril dari kekuatan militer
-
Akses bantuan diperluas, termasuk jalur laut dan udara
-
Lindungi warga sipil sesuai Konvensi Jenewa
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Tangis Korban PHK Massal 1.350 Pegawai AS: Diplomasi di Ambang Krisis