
Panas AS vs Iran Gara-gara Uranium
Rekam Digital , Surabaya – Hubungan antara Amerika Serikat dan Iran kembali memanas pada 2025, kali ini terkait dengan program pengayaan uranium Iran yang semakin agresif. Tuntutan AS agar Iran menghentikan seluruh aktivitas pengayaan uranium bertemu dengan penolakan tegas dari Teheran, yang menganggapnya sebagai hak nasional untuk tujuan damai.
Iran Percepat Pengayaan Uranium ke Level Berbahaya
Menurut laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran telah meningkatkan produksi uranium yang diperkaya hingga 60% di fasilitas bawah tanah Fordow, mendekati level senjata nuklir. Produksi ini kini mencapai lebih dari 34 kilogram per bulan, meningkat tajam dari sebelumnya hanya 4,7 kilogram. Dengan stok sekitar 275 kilogram uranium 60%, Iran berpotensi memiliki cukup bahan baku untuk lebih dari enam bom nuklir jika diperkaya lebih lanjut hingga 90%.
AS Tekankan Penghentian Total Pengayaan, Iran Tegaskan Hak Nasional
Dalam perundingan yang dimediasi Oman, AS menuntut Iran menghentikan sepenuhnya program pengayaan uranium. Namun, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Majid Takht-Ravanchi, menegaskan bahwa negosiasi akan gagal jika AS terus mendesak penghentian total tersebut. Iran menganggap pengayaan sebagai hak untuk tujuan damai dan menuduh AS mengirimkan sinyal yang bertentangan antara publik dan privat.
Proyek Konsorsium Regional dengan Arab Saudi dan UEA
Sebagai alternatif, Iran mengusulkan pembentukan konsorsium pengayaan uranium bersama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Usulan ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan membangun kepercayaan regional dengan membatasi pengayaan hingga 3,67%, sesuai dengan batasan dalam kesepakatan nuklir 2015 yang dibatalkan oleh AS. Namun, AS tetap menuntut penghentian total pengayaan, sementara UEA belum memiliki program pengayaan uranium sendiri .
Ancaman Militer dan Posisi AS
Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan melakukan serangan udara jika Iran tidak segera mencapai kesepakatan. Namun, intelijen AS saat ini tidak meyakini bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir. Iran menegaskan bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai dan menolak tekanan tersebut. Sementara itu, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengkritik klaim Trump dan menegaskan sikap permusuhan terhadap Israel serta penurunan pengaruh AS di kawasan .
Kesimpulan: Jalan Berliku Menuju Kesepakatan Nuklir
Perundingan nuklir antara AS dan Iran memasuki babak baru dengan ketegangan yang meningkat. Meskipun ada upaya diplomatik, perbedaan mendasar mengenai pengayaan uranium dan hak nasional tetap menjadi hambatan utama. Kedua belah pihak harus menemukan titik temu untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dan mencapai kesepakatan yang dapat diterima bersama.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Kanker Prostat Joe Biden Menyebar ke Tulang: Apa Bahayanya?