
Serangan Siber di Bandara Eropa: Siapa Dalang Kekacauan Ini?
Rekam Digital ,Surabaya, – Pada 19–20 September 2025, serangan siber besar melanda sistem check-in dan boarding di sejumlah bandara utama di Eropa. Bandara terdampak meliputi Brussels, Berlin, London Heathrow, dan beberapa bandara di Irlandia.
Layanan check-in elektronik tidak bisa digunakan. Antrian panjang, keterlambatan, dan pembatalan penerbangan terjadi secara luas.
Penyebab awal diidentifikasi sebagai serangan ransomware yang menarget sistem pihak ketiga, termasuk Collins Aerospace dan perangkat lunak MUSE—platform multi-maskapai yang digunakan secara luas di Eropa.
Apa yang Terjadi?
Jumat malam (19/9):
Sistem check-in di beberapa bandara tiba-tiba berhenti berfungsi. Terminal menjadi padat. Staf bandara terpaksa beralih ke sistem manual.
Sabtu pagi (20/9):
Brussels dan Berlin mengalami gangguan parah. Heathrow terkena imbas, namun lebih terkendali.
Minggu (22/9):
Badan Keamanan Siber Uni Eropa (ENISA) mengonfirmasi: ini adalah serangan ransomware. Penyerang mengenkripsi data sistem dan menuntut tebusan.
“Kami sedang menyelidiki skala dan asal muasal serangan ini,” – ENISA
Siapa Pelakunya?
Hingga artikel ini ditulis, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.
Namun, sejumlah analisis menyebut kemungkinan pelaku:
-
Kelompok Ransomware Kriminal
Serangan ini diduga berasal dari kelompok ransomware profesional yang menggunakan taktik Ransomware-as-a-Service (RaaS). Motif utamanya: uang. -
Ancaman Negara (State-Sponsored)
Beberapa pengamat menyebutkan kemungkinan adanya keterlibatan aktor negara. Serangan pada infrastruktur penting, seperti transportasi udara, bisa menjadi bagian dari taktik “perang hibrida”. -
Internal Breach atau Kecerobohan
Ada pula kemungkinan sistem disusupi lewat kredensial bocor dari vendor pihak ketiga. Collins Aerospace sebelumnya memang pernah menjadi target serangan dunia maya.
Dampak Langsung
-
Antrian Panjang: Penumpang harus check-in manual, membuat antrean di terminal mengular.
-
Penerbangan Tertunda/Batal: Bandara Brussels dan Berlin membatalkan beberapa penerbangan.
-
Gangguan Kepercayaan: Operator bandara dikritik karena terlalu bergantung pada satu penyedia sistem.
Selain itu, gangguan ini menunjukkan betapa rentannya infrastruktur penerbangan terhadap serangan siber.
Tanggapan & Pemulihan
-
ENISA bekerja sama dengan tim keamanan siber nasional untuk menyelidiki dan memulihkan sistem.
-
Collins Aerospace sebagai penyedia sistem tengah melakukan audit internal.
-
Bandara mengaktifkan prosedur darurat manual dan meminta penumpang datang lebih awal.
-
Maskapai penerbangan menanggung beban operasional karena harus mengelola boarding tanpa sistem otomatis.
Pihak otoritas menyarankan agar publik tetap tenang dan terus mengikuti informasi resmi dari bandara.
Mengapa Ini Bisa Terjadi?
Ada beberapa kelemahan yang dimanfaatkan dalam serangan ini:
-
Ketergantungan Sistem Terpusat
Banyak bandara memakai sistem yang sama. Jika satu vendor terganggu, dampaknya meluas. -
Kurangnya Segmentasi Jaringan
Jika jaringan tidak dipisah dengan baik, virus bisa menyebar cepat ke seluruh sistem. -
Kesenjangan Backup dan Recovery
Meski sistem backup ada, banyak yang lambat merespons karena proses recovery yang tidak real-time.
Apa yang Bisa Dipelajari?
Serangan ini adalah alarm keras bagi sektor penerbangan dan transportasi:
-
Perlu diversifikasi vendor TI agar tidak bergantung pada satu sistem.
-
Audit keamanan reguler harus dilakukan, termasuk pada vendor pihak ketiga.
-
Simulasi darurat siber perlu dilatih secara berkala untuk menjaga kesiapsiagaan.
Jika tidak, bandara dapat menjadi sasaran empuk berikutnya—dan tidak hanya karena kerusakan teknis, tapi karena kekacauan sistemik.
Baca juga : Rusia dan Barat Cekcok di PBB: Tuduhan Pelanggaran Wilayah