
Rusia dan Barat Cekcok di PBB: Tuduhan Pelanggaran Wilayah
Rekam Digital ,Surabaya, – Pada pertengahan September 2025, suasana sidang Dewan Keamanan PBB memanas. Rusia dan negara-negara Barat kembali bersitegang. Pemicu ketegangan adalah dugaan bahwa pesawat dan drone milik Rusia melanggar wilayah udara dua anggota NATO: Estonia dan Polandia.
Insiden ini langsung memicu reaksi keras dari negara-negara NATO. Mereka menuduh Rusia melakukan pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara anggota. Sebaliknya, Rusia membantah tuduhan tersebut dan menuduh Barat menyebarkan narasi palsu.
Kronologi Pelanggaran Wilayah Udara
-
19 September 2025 – Tiga jet tempur MiG‑31 Rusia diduga memasuki wilayah udara Estonia selama lebih dari 10 menit. Pesawat itu tidak menyalakan transponder dan tidak memberikan pemberitahuan ke otoritas udara lokal.
-
Di Hari yang Sama, lebih dari 20 drone tak berawak Rusia juga dilaporkan memasuki wilayah Polandia. Beberapa di antaranya ditembak jatuh oleh sistem pertahanan NATO.
-
Estonia langsung memanggil duta besar Rusia dan mengajukan permintaan konsultasi berdasarkan Pasal 4 Perjanjian NATO, yang memungkinkan negara anggota meminta diskusi kolektif bila merasa terancam.
Ketegangan di PBB
Sidang darurat Dewan Keamanan PBB digelar pada 21 September. Berikut poin-poin panas yang terjadi:
-
Negara-negara Barat, seperti AS, Inggris, dan Jerman, mengutuk keras pelanggaran Rusia. Mereka menyebut insiden ini sebagai tindakan provokatif yang mengancam stabilitas regional dan melanggar hukum internasional.
-
Rusia membalas dengan keras. Duta Besar Rusia menyatakan bahwa tuduhan itu tidak didukung bukti konkret. Moskow menyebutnya bagian dari “strategi propaganda Barat”.
-
Sekjen PBB menyerukan agar semua pihak menahan diri dan menyerahkan kasus ini untuk investigasi independen berbasis data radar dan bukti satelit.
Reaksi NATO
NATO merespons dengan cepat dan tegas:
-
Sekjen NATO menegaskan bahwa aliansi akan menggunakan semua instrumen yang tersedia untuk melindungi wilayah dan warga negara anggotanya.
-
Negara-negara di perbatasan timur NATO, termasuk Lithuania dan Latvia, langsung meningkatkan kesiapsiagaan militer.
-
Aliansi juga mengingatkan bahwa jika terbukti adanya agresi, mereka dapat merujuk pada Pasal 5, yaitu prinsip bahwa serangan terhadap satu negara anggota berarti serangan terhadap semua.
Dampak dan Risiko Geopolitik
Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran baru:
-
Eskalasi Militer Tidak Terduga
Jika pelanggaran terus terjadi, risiko bentrokan langsung antara pasukan Rusia dan NATO meningkat. -
Stabilitas Kawasan Baltik
Negara-negara Baltik berada dalam posisi rentan. Provokasi kecil bisa memicu konflik yang lebih luas. -
Dampak Diplomasi Global
PBB kembali menjadi ajang adu argumen tanpa solusi nyata. Ini memperlihatkan betapa sulitnya diplomasi saat kepentingan geopolitik saling berbenturan. -
Perang Informasi dan Narasi
Kedua pihak berupaya membentuk opini global: Barat menyoroti ancaman militer Rusia, sementara Moskow menuduh NATO “menciptakan ketegangan buatan”.
Baca juga : Imbas Revolusi Nepal: Apa Dampaknya bagi China, India, dan AS?