
Rusia Akui Terus Kembangkan Rudal Nuklir Meski Ada Moratorium
Rekam Digital ,Surabaya, – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan bahwa negaranya masih mengembangkan rudal nuklir strategis, meskipun ada moratorium uji coba global.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Kremlin. Menurut Putin, Rusia tidak melanggar perjanjian karena hanya menunda uji coba, bukan menghentikan pengembangan teknologi.
“Kami tetap bekerja. Moratorium bukan berarti berhenti sepenuhnya. Kami hanya tidak menguji di lapangan,” tegas Putin.
Pengembangan Senjata Terus Berjalan
Putin tidak menyebut sistem senjata secara rinci. Namun, laporan dari Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan bahwa program tersebut mencakup rudal hipersonik Avangard dan RS-28 Sarmat, rudal balistik antar-benua generasi terbaru.
Rusia mengklaim bahwa rudal-rudal tersebut mampu membawa hulu ledak nuklir dan menembus sistem pertahanan modern negara mana pun.
Langkah ini menimbulkan kekhawatiran global, karena dapat memicu perlombaan senjata baru di era pasca-Perang Dingin.
Reaksi Dunia: Prihatin dan Waspada
Sejumlah negara langsung merespons pernyataan Rusia dengan serius. Amerika Serikat, melalui juru bicara Pentagon, menyatakan bahwa mereka “sangat prihatin” dan akan meninjau kembali posisi militer di kawasan Eropa Timur.
Sekretaris Jenderal PBB juga menyampaikan kekhawatiran atas potensi meningkatnya ketegangan global. Ia meminta Rusia untuk tetap menghormati semangat moratorium yang sudah berlaku selama lebih dari dua dekade.
“Dunia tidak boleh kembali ke era konfrontasi nuklir,” ujarnya dalam konferensi di Jenewa.
Pengamat: Ini Bukan Sekadar Teknologi, Tapi Pesan Politik
Beberapa analis menyebut pengakuan Putin sebagai pesan politik. Rusia ingin menunjukkan bahwa mereka tetap kuat, di tengah sanksi dan tekanan Barat.
Menurut Dr. Elena Sorokina, pakar strategi pertahanan dari Moskow, pernyataan ini menunjukkan bahwa Rusia tidak akan tunduk pada tekanan geopolitik.
“Ini cara Rusia menegaskan diri sebagai kekuatan global, bukan hanya lewat diplomasi, tapi juga militer,” kata Sorokina.
Implikasi Global: Stabilitas Dunia Terancam?
Pengakuan ini dianggap sebagai sinyal peringatan. Terutama bagi negara-negara yang bergantung pada keseimbangan nuklir global.
Jika negara besar seperti Rusia mulai mengabaikan moratorium, maka perjanjian senjata lainnya bisa ikut terancam. Dunia pun memasuki fase baru ketidakpastian dalam keamanan internasional.
Pengakuan Rusia tentang pengembangan rudal nuklir selama moratorium membuka babak baru dalam geopolitik global. Dunia kini dihadapkan pada dilema: menjaga perdamaian atau membiarkan perlombaan senjata kembali terjadi.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Israel Tewaskan Jurnalis Al-Jazeera di Gaza, Tuduhan Teror Ditolak