
Qatar Balas Tuduhan Netanyahu Lindungi Hamas dengan Tanggapan Menohok
Rekam Digital ,Surabaya, – Ketegangan meningkat antara Israel dan Qatar setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh Qatar melindungi kelompok Hamas. Tuduhan tersebut memicu respons keras dari pemerintah Qatar, yang menyebutnya sebagai “tindakan provokatif dan tak berdasar.”
Tuduhan Netanyahu dan Serangan di Doha
Pada 9 September 2025, Israel melakukan serangan udara di ibu kota Qatar, Doha. Serangan ini diklaim sebagai aksi terhadap para pemimpin Hamas yang disebut Israel sedang beroperasi dari wilayah Qatar. Netanyahu menyebut Doha sebagai “markas politik” Hamas, dan menyatakan bahwa Qatar menjadi bagian dari rantai pendanaan terorisme.
Namun, pihak Qatar segera membantah tuduhan tersebut. Pemerintah menegaskan bahwa keberadaan pejabat Hamas di Doha adalah bagian dari misi mediasi dan upaya damai, bukan untuk memberikan perlindungan militer.
“Netanyahu melontarkan tuduhan tidak bertanggung jawab demi membenarkan serangan terhadap wilayah kami,” ujar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar.
Qatar: Serangan Israel Langgar Kedaulatan
Qatar menilai serangan Israel sebagai pelanggaran berat terhadap kedaulatan negara. Dalam pernyataan resmi, Qatar menyebut bahwa tindakan militer tersebut merupakan eskalasi yang berbahaya dan dapat mengganggu stabilitas kawasan Timur Tengah.
Sebagai respons, Qatar mengumumkan langkah-langkah berikut:
-
Mengajukan pengaduan resmi ke Dewan Keamanan PBB.
-
Menyusun gugatan hukum atas serangan terhadap wilayahnya.
-
Memperkuat hubungan diplomatik dengan negara-negara sahabat untuk melawan narasi yang dibangun Israel.
“Qatar tidak akan tinggal diam. Kami akan menggunakan semua jalur hukum dan diplomasi untuk mempertahankan integritas wilayah kami,” tegas Sheikh Mohammed.
Respons Dunia Internasional
Beberapa negara, termasuk Turki, Iran, dan beberapa anggota Liga Arab, turut mengecam serangan Israel di Doha. Mereka menyebut tindakan itu sebagai pelanggaran hukum internasional dan tindakan sepihak yang dapat memperburuk konflik yang sedang berlangsung di Gaza.
Amerika Serikat dan Uni Eropa menyerukan agar kedua pihak menahan diri dan melanjutkan proses diplomatik yang sedang berjalan. Beberapa analis menyebut bahwa tuduhan Netanyahu bisa menjadi taktik untuk mengalihkan perhatian dari krisis dalam negeri Israel.
Hamas dan Peran Qatar
Perlu diketahui bahwa Qatar selama ini menjadi salah satu mediator utama dalam konflik antara Hamas dan Israel. Negara Teluk ini kerap berperan dalam proses pertukaran sandera dan gencatan senjata, bekerja sama dengan Mesir dan PBB.
“Menuduh mediator sebagai pelindung teroris adalah strategi berbahaya yang bisa menghancurkan seluruh upaya damai,” kata analis Timur Tengah dari Al Jazeera.
Baca juga : Razia Migran Asing di AS Jadi Tamparan Bagi Investasi Korea Selatan