
PM Jepang Shigeru Ishiba Mengundurkan Diri
Rekam Digital ,Surabaya, – Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya pada hari Jumat. Keputusan ini diambil setelah kekalahan Partai Demokrat Liberal (LDP) dalam pemilu majelis tinggi yang berlangsung pada Juli lalu. Kekalahan tersebut membuat partai kehilangan mayoritas di parlemen untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade.
Mengapa Shigeru Ishiba Mengundurkan Diri?
Shigeru Ishiba yang mulai menjabat pada Oktober 2024 menghadapi tekanan kuat dari internal partainya. LDP menuduh kepemimpinan Ishiba gagal menjaga stabilitas politik dan mengabaikan suara konstituen muda. Kekalahan di dua pemilu berturut-turut—Majelis Rendah pada Oktober 2024 dan Majelis Tinggi Juli 2025—menjadi titik balik.
“Saya mengambil tanggung jawab penuh atas hasil pemilu. Saya mengundurkan diri demi stabilitas pemerintahan,” ujar Ishiba dalam konferensi pers.
Kesepakatan dengan AS Jadi Penutup Karier Ishiba
Sebelum mundur, Ishiba menandatangani kesepakatan dagang besar dengan Amerika Serikat. Perjanjian ini mencakup pengurangan tarif impor dan ekspor, serta investasi Jepang sebesar US$550 miliar ke sektor energi dan teknologi Amerika.
Meski dipuji secara global, kesepakatan ini malah memecah opini dalam negeri. Banyak kalangan bisnis kecil menilai perjanjian tersebut merugikan sektor dalam negeri dan memperkuat dominasi ekonomi asing.
Siapa Calon Pengganti Shigeru Ishiba?
Partai LDP akan mengadakan pemilihan ketua partai dalam 10 hari ke depan. Sejumlah nama mulai mencuat sebagai kandidat kuat:
-
Sanae Takaichi, mantan Menteri Dalam Negeri dan calon perempuan pertama yang bisa menjabat PM.
-
Shinjiro Koizumi, politisi muda dengan dukungan besar di kalangan milenial.
-
Yoshimasa Hayashi, Menteri Luar Negeri yang populer di kalangan diplomatik.
LDP tengah melakukan konsolidasi cepat untuk memilih pemimpin baru sebelum parlemen kembali bersidang akhir bulan ini.
Reaksi Pasar dan Dunia Internasional
Pasar keuangan Jepang langsung merespons pengunduran diri ini. Yen melemah terhadap dolar AS, dan indeks saham Nikkei sempat turun 1,2% sebelum stabil kembali.
Sementara itu, Presiden AS dan sejumlah pemimpin negara G7 menyatakan dukungan terhadap proses transisi politik Jepang.
“Kami percaya Jepang akan tetap menjadi mitra strategis yang kuat,” kata Juru Bicara Gedung Putih.
Analis: Jepang Hadapi Risiko Ketidakpastian Baru
Pengamat politik menilai pengunduran Ishiba bisa membuka peluang bagi partai oposisi. Namun, risiko terbesar justru datang dari dalam LDP itu sendiri—potensi konflik faksi dan lambatnya penetapan kebijakan baru.
Ekonom juga mengkhawatirkan terhambatnya reformasi fiskal dan stagnasi pertumbuhan ekonomi Jepang jika kekacauan politik berkepanjangan.
Baca juga : Rusia Luncurkan 805 Drone, Gedung Pemerintah Ukraina Terbakar