
PM Denmark Sebut Netanyahu Kini Jadi “Masalah”
Rekam Digital ,Surabaya, – Pernyataan tajam dilontarkan Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Dalam wawancara eksklusif dengan media lokal Jyllands‑Posten, Frederiksen menyebut Netanyahu kini adalah “masalah dalam dirinya sendiri” dalam eskalasi konflik di Gaza.
Frederiksen menyampaikan keprihatinannya atas tindakan militer Israel yang terus berlanjut. Ia menyebut kondisi di Gaza sebagai bencana kemanusiaan dan menyatakan bahwa Israel telah “melampaui batas kemanusiaan”. Pernyataan tersebut memicu gelombang reaksi internasional dan sorotan tajam dari Uni Eropa.
Dorongan Sanksi Eropa
Sebagai negara yang saat ini memegang kepemimpinan bergilir Dewan Uni Eropa, Denmark menyuarakan kemungkinan penerapan sanksi terhadap Israel, termasuk sanksi individu dan sektor perdagangan. Frederiksen membandingkan pendekatan ini dengan sanksi yang sebelumnya diberlakukan terhadap Rusia.
“Kami tidak menutup kemungkinan. Seperti terhadap Rusia, sanksi kami desain agar memberikan tekanan maksimal,” kata Frederiksen.
Ia menambahkan bahwa Israel harus bertanggung jawab atas aksi-aksi militer yang merusak dan menimbulkan ribuan korban sipil, terutama anak-anak dan perempuan. Menurutnya, kebijakan Netanyahu kini menjadi hambatan utama bagi tercapainya perdamaian jangka panjang.
Situasi Kemanusiaan Makin Buruk
Data dari lembaga kemanusiaan menunjukkan jumlah korban jiwa di Gaza telah menembus puluhan ribu jiwa. Akses bantuan medis dan pangan juga semakin terbatas akibat blokade yang berlangsung sejak serangan Israel dimulai pada awal tahun ini.
Frederiksen menekankan bahwa dunia tidak bisa lagi diam melihat penderitaan warga sipil. Ia mengajak negara-negara Eropa untuk menunjukkan ketegasan yang sama terhadap Israel seperti saat menangani agresi Rusia di Ukraina.
Respon dan Tantangan di UE
Namun, rencana sanksi ini belum sepenuhnya disetujui oleh seluruh anggota Uni Eropa. Beberapa negara masih menunjukkan kehati-hatian karena faktor hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel. Meski begitu, dukungan terhadap inisiatif Denmark mulai meningkat seiring dengan memburuknya kondisi di lapangan.
Frederiksen menyatakan bahwa tekanan internasional dapat mendorong perubahan kebijakan. Ia menegaskan bahwa yang dipersoalkan bukan hanya soal politik, tapi soal nilai-nilai kemanusiaan universal.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Trump Serahkan “Surat Perdamaian” dari Melania ke Putin