
Pertama Kalinya Korut Akui Bantu Rusia Lawan Ukraina
Rekam Digital , Surabaya – Korea Utara secara terbuka mengakui telah memberikan dukungan kepada Rusia dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Ukraina. Ini adalah pertama kalinya Pyongyang menyatakan secara resmi keterlibatannya dalam perang yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam siaran pers pada Senin pagi. Pemerintah Korut menegaskan bahwa dukungan tersebut diberikan sebagai bentuk solidaritas terhadap Rusia yang disebut “melawan pengaruh Barat”.
Pengakuan ini langsung memicu reaksi dari komunitas internasional, termasuk kecaman keras dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan sejumlah negara sekutu NATO.
Bentuk Dukungan Korea Utara ke Rusia
Dalam pernyataan resminya, Korea Utara tidak secara rinci menjelaskan bentuk bantuan yang diberikan. Namun beberapa laporan intelijen Barat menyebut bahwa bantuan tersebut berupa amunisi, senjata artileri, dan perlengkapan militer lainnya.
Beberapa analis menyebut bahwa Rusia, yang menghadapi sanksi berat dari negara-negara Barat, memang semakin bergantung pada mitra non-tradisional seperti Korea Utara dan Iran.
“Kami berdiri bersama Federasi Rusia dalam melawan dominasi imperialis Barat yang dipimpin Amerika Serikat,” tulis Kementerian Luar Negeri Korut.
Reaksi Dunia Internasional
Pengakuan terbuka Korea Utara mendapat tanggapan keras dari berbagai negara. Amerika Serikat menyebut tindakan tersebut sebagai ancaman baru bagi keamanan global.
“Ini adalah langkah berbahaya yang akan memperburuk konflik dan menghambat upaya perdamaian,” kata seorang juru bicara Gedung Putih.
PBB juga menyatakan keprihatinan serius dan menyerukan agar semua negara menahan diri dari campur tangan dalam konflik yang sedang berlangsung. Sementara itu, Ukraina menanggapi dengan kecaman keras terhadap Korea Utara, menyebut bahwa tindakan tersebut menunjukkan “keberpihakan terhadap agresi militer”.
Dampak Terhadap Hubungan Geopolitik
Keterlibatan Korea Utara dalam konflik ini menambah lapisan baru dalam ketegangan geopolitik global. Hubungan antara Rusia dan negara-negara Barat yang sudah memburuk kini semakin rumit dengan hadirnya Korea Utara sebagai pendukung aktif.
Beberapa analis menilai bahwa langkah ini juga menjadi pesan tegas Pyongyang terhadap Amerika Serikat, yang selama ini menjadi musuh utama Korut di kancah internasional.
Harapan Akan Solusi Damai
Meskipun semakin banyak negara terlibat secara tidak langsung dalam konflik ini, PBB dan berbagai organisasi internasional tetap mendorong solusi damai. Dialog, diplomasi, dan penghentian pengiriman senjata disebut sebagai kunci untuk menghentikan krisis kemanusiaan yang makin parah.
Namun, dengan adanya keterlibatan Korea Utara, upaya perdamaian diperkirakan akan semakin sulit tercapai dalam waktu dekat.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Putin Gencatan Senjata 3 Hari Ukraina Minta 30 Hari