
Menlu AS Tidak Akan Ada Negara Palestina
Rekam Digital ,Surabaya, – Dalam pernyataan yang memicu kontroversi internasional, Menlu AS Marco Rubio menyatakan secara tegas bahwa “Menlu AS tidak akan ada negara Palestina”. Sikap keras ini disampaikan saat Rubio melakukan kunjungan diplomatik ke Ekuador pada awal September.
Rubio menegaskan bahwa pengakuan terhadap Palestina sebagai negara hanya akan memperumit konflik yang sedang berlangsung, khususnya antara Israel dan Hamas. “Pengakuan bukanlah cara membentuk negara. Hal itu justru memperburuk situasi dan memperlambat proses gencatan senjata,” ujarnya.
Pernyataan “Menlu AS tidak akan ada negara Palestina” langsung mengundang reaksi dari berbagai negara di dunia, terutama dari pihak yang mendukung solusi dua-negara.
Pengakuan Palestina Dinilai Memicu Kekerasan
Rubio mengkritik langkah negara-negara seperti Prancis, Spanyol, dan Irlandia yang ingin mengakui Palestina secara resmi dalam Sidang Umum PBB mendatang. Baginya, tindakan tersebut hanya akan:
-
Menyulut konflik,
-
Memberi legitimasi kepada Hamas,
-
Merusak upaya diplomasi AS di Timur Tengah.
Rubio menegaskan lagi, “Menlu AS tidak akan ada negara Palestina, dan pengakuan sepihak bukan jalan menuju perdamaian.”
Dunia Internasional Bereaksi
Walau AS menentang keras, beberapa negara tetap melangkah maju:
-
Prancis & Spanyol tetap akan mengusulkan pengakuan negara Palestina.
-
Finlandia bergabung dalam deklarasi dukungan solusi dua-negara.
-
Turki mengecam tindakan AS yang membatasi akses diplomat Palestina ke PBB.
Bahkan di dalam negeri AS, sebagian kalangan menyebut bahwa sikap “Menlu AS tidak akan ada negara Palestina” justru menjauhkan AS dari reputasi sebagai mediator damai.
Dampak Strategis & Geopolitik
AS juga menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah organisasi Palestina yang mendukung penyelidikan ICC terhadap Israel. Langkah ini memperkuat kesan bahwa AS mendukung sepenuhnya kepentingan Israel.
Menurut analis, pernyataan “Menlu AS tidak akan ada negara Palestina” adalah refleksi kebijakan luar negeri AS yang kini meninggalkan solusi dua-negara dan lebih condong pada pendekatan sepihak.
Pernyataan Menlu AS tidak akan ada negara Palestina bukan sekadar opini, melainkan bagian dari strategi global AS untuk mempertahankan dominasi diplomatik di Timur Tengah. Meski mendapat perlawanan dari berbagai pihak, AS menunjukkan bahwa posisinya kini semakin tegas — dan semakin sulit digoyahkan.
Baca juga : Panas! AS Tembaki Kapal Narkoba Venezuela, 11 Orang Tewas