Menhan Israel Desak Lebanon Lucuti Senjata Hizbullah
Rekam Digital ,Surabaya, – Ketegangan kembali meningkat di kawasan Timur Tengah setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mendesak Pemerintah Lebanon untuk segera melucuti senjata kelompok Hizbullah. Desakan ini disampaikan menyusul pelanggaran berulang terhadap perjanjian gencatan senjata 2024 yang dimediasi Amerika Serikat.
Menurut laporan Reuters dan The Guardian (2/11/2025), Katz memperingatkan bahwa jika Beirut gagal bertindak, Israel tidak akan ragu memperluas operasi militer di wilayah selatan Lebanon. Ia menegaskan, keamanan warga Israel di perbatasan utara “tidak bisa dinegosiasikan”.
Latar Belakang Konflik Israel–Hizbullah
Hizbullah, kelompok bersenjata yang berbasis di Lebanon selatan dan didukung Iran, telah lama menjadi musuh utama Israel. Dalam perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani pada November 2024, disepakati bahwa hanya aparat keamanan Lebanon yang berhak memegang senjata.
Namun, setahun berselang, Hizbullah masih mempertahankan kekuatan militer signifikan di perbatasan, bahkan dituduh memperkuat posisi artileri dan roketnya. Menurut laporan Straits Times, Israel menilai hal ini sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap kesepakatan damai.
Desakan dan Ultimatum Israel
Dalam konferensi pers di Tel Aviv, Israel Katz menegaskan:
“Pemerintah Lebanon memiliki tanggung jawab untuk memastikan Hizbullah dilucuti. Jika tidak, Israel akan mengambil langkah sendiri demi melindungi rakyatnya.”
Katz juga mengklaim bahwa intelijen Israel telah mengidentifikasi sejumlah gudang senjata baru Hizbullah di dekat wilayah Nabatieh dan Tyre.
Sehari sebelum pernyataannya, militer Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan empat anggota Hizbullah di Lebanon selatan. Tindakan ini disebut sebagai “respons terbatas” terhadap serangan roket lintas batas yang dilakukan Hizbullah minggu lalu.
Reaksi Pemerintah Lebanon
Pemerintah Lebanon menolak tuduhan Israel bahwa mereka “tidak bertindak tegas”. Menteri Dalam Negeri Ahmad Hajjar menyatakan bahwa upaya serius sedang dilakukan untuk memastikan monopoli senjata hanya di tangan negara. Namun, Lebanon menghadapi tantangan besar karena Hizbullah merupakan kekuatan politik utama di parlemen dan memiliki dukungan sosial yang luas.
Analisis: Risiko Eskalasi Regional
Para analis menilai, desakan Israel ini bukan sekadar retorika diplomatik, melainkan strategi tekanan politik dan militer. Jika Lebanon gagal menindak Hizbullah, kemungkinan besar Israel akan memperluas operasi lintas batas.
Menurut pengamat keamanan dari Tel Aviv University, langkah ini berpotensi memicu konflik regional baru yang melibatkan Iran dan sekutunya di Suriah.
Selain itu, Amerika Serikat dan negara-negara Teluk mendesak Lebanon agar menegakkan monopoli kekuatan bersenjata, demi mencegah krisis yang lebih luas di Timur Tengah.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : 4 Fakta Penusukan Massal Sadis di Kereta Inggris

