
Korut Akan Bangun Kapal Perang Baru Berbobot 5.000 Ton
Rekam Digital ,Surabaya, – Korea Utara kembali menyita perhatian dunia dengan mengumumkan pembangunan kapal perang terbaru berbobot 5.000 ton. Kapal ini menjadi bagian dari proyek militer besar yang dicanangkan langsung oleh Pemimpin Tertinggi Kim Jong-Un dalam upaya memperkuat dominasi laut dan menunjukkan kekuatan strategis di kawasan Asia Timur.
Kapal kelas baru ini dinamakan Choe Hyon-class destroyer, dan disebut-sebut sebagai kapal perang terbesar yang pernah dibangun oleh Korut. Proyek ini digadang-gadang akan mengubah postur maritim Korea Utara dari pertahanan pesisir menjadi angkatan laut laut biru (blue-water navy).
Spesifikasi dan Kekuatan Kapal
Kapal perang ini memiliki bobot sekitar 5.000 ton, dengan panjang sekitar 140 meter dan lebar 16 meter. Beberapa fitur utama yang diumumkan oleh militer Korut antara lain:
-
Sistem Peluncuran Vertikal (VLS) di haluan dan buritan
-
Radar phased-array modern untuk pelacakan rudal
-
Meriam utama kaliber 127 mm dan sistem anti-udara Pantsir-ME
-
Kapasitas untuk meluncurkan rudal balistik dan rudal jelajah
Spesifikasi ini menunjukkan kemampuan ofensif dan defensif yang signifikan, bahkan dibandingkan dengan kapal perang milik negara-negara besar di Asia.
Peluncuran dan Proyeksi Masa Depan
Kapal pertama dalam kelas ini telah diluncurkan secara resmi pada April 2025 dan dinamakan Kapal Perusak Choe Hyon. Satu kapal lainnya, yang dinamakan Kang Kon, mengalami kendala teknis saat peluncuran namun berhasil dirilis kembali pada Juni 2025 setelah diperbaiki.
Kementerian Pertahanan Korea Utara menyatakan bahwa dua kapal tambahan akan dibangun pada tahun 2026 sebagai bagian dari modernisasi armada laut nasional.
Reaksi Global dan Kekhawatiran Regional
Langkah ini langsung memicu kekhawatiran di kawasan. Negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat memperketat patroli laut dan memperluas latihan militer gabungan. Kemunculan kapal perang 5.000 ton Korut dianggap sebagai ancaman langsung terhadap stabilitas keamanan regional.
Menurut pengamat militer, dengan rudal jarak jauh dan sistem pertahanan udara canggih, kapal ini mampu menyerang target jauh di luar wilayah perairan Korea Utara, termasuk wilayah AS di Pasifik.
Ambisi Kim Jong-Un dan Masa Depan Maritim Korut
Langkah Korea Utara membangun kapal perang 5.000 ton adalah sinyal kuat bahwa rezim Kim Jong-Un tidak hanya fokus pada rudal balistik, tapi juga pada perluasan dominasi maritim. Analis menyebut ini sebagai bagian dari “ambisi laut biru” — transformasi militer dari pertahanan regional menjadi kekuatan proyeksi global.
Meski masih ada tantangan teknis dan ekonomi, pembangunan kapal ini menunjukkan determinasi rezim untuk memperkuat posisi tawar mereka dalam konstelasi geopolitik internasional.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Jerman Undang Diplomat Taliban untuk Buka Layanan Konsuler