
Khamenei Muncul Usai Perang Serukan Semangat Pantang Menyerah
Rekam Digital ,Surabaya, – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, kembali tampil di depan publik untuk pertama kalinya sejak berakhirnya konflik militer 12 hari antara Iran, Israel, dan sekutunya, Amerika Serikat.
Kehadirannya dalam upacara Ashura di Teheran menjadi simbol penting keteguhan nasional dan spiritual. Ia menyampaikan pesan kuat kepada rakyat Iran dan dunia: Iran tidak akan pernah menyerah.
Kembali di Tengah Publik, Khamenei Tegaskan Keteguhan Iran
Khamenei muncul dalam kondisi yang terlihat sehat, mengenakan pakaian hitam khas upacara duka, dan disambut meriah oleh ribuan hadirin. Momen ini menjadi yang pertama sejak serangan udara besar-besaran menghantam instalasi nuklir Iran, termasuk Natanz dan Fordow.
Dalam pidatonya, ia menyampaikan bahwa bangsa Iran adalah bangsa besar yang tidak akan tunduk pada tekanan luar. “Kami tidak akan menyerah. Kami akan bangkit, melawan, dan menang,” tegas Khamenei, seperti dikutip dari media pemerintah.
Perang Selesai, Tapi Perjuangan Belum Usai
Meskipun konflik bersenjata telah berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata pada 26 Juni lalu, tensi di kawasan masih tinggi. Iran mengklaim kemenangan simbolik atas AS dan Israel melalui serangan balasan ke pangkalan militer AS di Qatar.
Khamenei menegaskan bahwa perjuangan Iran tidak hanya di medan perang, tetapi juga dalam mempertahankan kedaulatan, identitas budaya, dan nilai-nilai Islam.
Simbol Agama dan Nasionalisme Bersatu
Upacara Ashura yang biasanya bersifat religius kini dibalut dengan narasi patriotik. Lagu “Ey Iran” dikumandangkan dengan sentuhan religius, menandakan penyatuan agama dan nasionalisme di bawah kepemimpinan Khamenei.
Pemerintah Iran menggunakan momentum ini untuk memperkuat solidaritas rakyat dan mengirim pesan kepada musuh bahwa kepemimpinan tetap stabil dan tegas.
Reaksi Dunia dan Analisis Politik
Munculnya Khamenei secara langsung juga menjawab spekulasi internasional tentang kondisi kesehatannya. Sebelumnya, ketidakhadiran selama dua minggu memicu rumor tentang krisis internal atau bahkan kematian pemimpin spiritual tertinggi tersebut.
Pihak Barat, termasuk Presiden AS Donald Trump, mengeluarkan pernyataan berhati-hati. Meski menilai Iran sebagai ancaman, AS belum mengambil langkah lanjutan terhadap Khamenei secara pribadi.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Haru Biru Penyemayaman Diogo Jota: Ribuan Orang Hadir