
Kamboja Resmi Nominasi Trump untuk Nobel Perdamaian
Rekam Digital ,Surabaya, – Kamboja secara resmi mencalonkan Donald Trump untuk menerima Nobel Perdamaian 2025. Pengajuan ini diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Hun Manet pada 7 Agustus 2025 di Phnom Penh. Menurut pemerintah Kamboja, Trump berperan besar dalam meredam konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand yang sempat menewaskan puluhan warga dan mengungsi ratusan ribu lainnya.
Langkah ini menuai sorotan internasional, terlebih karena Trump bukanlah tokoh asing bagi kontroversi global. Namun, dalam kasus konflik Asia Tenggara ini, Kamboja menilai Trump telah “berkontribusi nyata terhadap perdamaian regional.”
Apa Alasan Kamboja Nominasi Trump untuk Nobel Perdamaian?
1. Peran aktif dalam menghentikan konflik:
Pada akhir Juli 2025, terjadi bentrokan bersenjata di perbatasan Kamboja dan Thailand yang menyebabkan 43 korban jiwa dan lebih dari 300.000 warga sipil mengungsi. Melalui serangkaian telepon diplomatik, Trump berhasil menekan kedua belah pihak untuk mencapai gencatan senjata pada 28 Juli, hanya dua hari setelah ia turun tangan.
2. Tekanan ekonomi lewat kebijakan tarif:
Trump juga menggunakan pendekatan ekonomi dengan mengancam kenaikan tarif ekspor dari kedua negara jika konflik tidak dihentikan. Setelah gencatan senjata tercapai, ia menurunkan tarif Kamboja dari 49% ke 19%, menyelamatkan industri garmen mereka dari kehancuran.
3. Simbol dukungan internasional:
Kamboja menyatakan bahwa pencalonan ini merupakan bentuk terima kasih dan upaya memperkuat hubungan bilateral dengan Amerika Serikat. Beberapa analis melihatnya sebagai langkah strategis untuk mengimbangi dominasi pengaruh Cina di kawasan.
Reaksi Global atas Nominasi Ini
Langkah Kamboja langsung mendapat sorotan dari media internasional. Beberapa negara seperti Pakistan dan Israel sebelumnya juga telah menyuarakan dukungan terhadap Trump sebagai kandidat Nobel atas perannya di Timur Tengah dan Asia Tengah.
Namun, kritikus menilai bahwa keputusan Kamboja ini bermuatan politis dan bisa menimbulkan preseden bahwa penghargaan Nobel Perdamaian dimanfaatkan sebagai alat diplomasi.
Di sisi lain, Wakil Perdana Menteri Kamboja, Sun Chanthol, menegaskan bahwa tanpa intervensi Trump, “perdamaian tidak akan tercapai dalam waktu sesingkat itu.”
Apa Selanjutnya?
Komite Nobel Norwegia telah menerima dokumen pencalonan Trump. Proses penilaian akan berlangsung hingga Oktober 2025, saat pemenang diumumkan. Jika Trump berhasil meraih penghargaan tersebut, ia akan menjadi mantan presiden AS kedua setelah Barack Obama yang menerima Nobel Perdamaian.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Tarif Trump Mulai Berlaku: Brasil dan India Dikenai Hingga 50%