
Israel Tewaskan Jurnalis Al-Jazeera di Gaza, Tuduhan Teror Ditolak
Rekam Digital ,Surabaya, – Dunia internasional dikejutkan oleh serangan udara Israel yang menewaskan Anas Al-Sharif, jurnalis senior Al-Jazeera, bersama empat rekannya di Gaza. Insiden tragis ini memicu kecaman luas dari komunitas pers internasional dan organisasi hak asasi manusia.
Al-Sharif dikenal sebagai salah satu jurnalis paling vokal dan berdedikasi yang meliput konflik Gaza sejak 2014. Ia tewas saat sedang meliput situasi kemanusiaan di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa—lokasi yang sebelumnya dijadikan zona netral oleh wartawan dan lembaga bantuan.
Tuduhan Israel: Al-Sharif Diduga Terkait Hamas
Dalam pernyataan resminya, Israel Defense Forces (IDF) menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan “operatif Hamas” yang menyamar sebagai jurnalis. IDF menyebut Al-Sharif memiliki keterlibatan dalam “propaganda dan logistik kelompok teroris.”
Namun tuduhan tersebut segera dibantah oleh Al-Jazeera dan berbagai organisasi internasional. Media yang berbasis di Qatar itu menyatakan bahwa Al-Sharif dan rekan-rekannya adalah wartawan profesional yang menjalankan tugas jurnalistik dan tidak pernah terlibat dalam aktivitas terorisme.
“Ini adalah kejahatan perang. Israel mencoba membungkam suara Gaza dengan membunuh mata dan telinga dunia,” tegas Al-Jazeera dalam pernyataan pers-nya.
Kecaman Internasional dan Seruan Penyelidikan
Banyak pihak menilai tindakan Israel sebagai pelanggaran serius terhadap Konvensi Jenewa yang melindungi jurnalis di wilayah konflik. Reporters Without Borders (RSF), Committee to Protect Journalists (CPJ), dan Human Rights Watch (HRW) menyerukan dilakukannya investigasi independen oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Menargetkan jurnalis adalah pelanggaran berat. Dunia harus bertindak,” ujar Christophe Deloire, Sekretaris Jenderal RSF.
Sementara itu, PBB dan Uni Eropa juga menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap meningkatnya angka kematian jurnalis di Gaza sejak Oktober 2023. Total jurnalis tewas telah mencapai lebih dari 120 orang, menjadikan Gaza sebagai “wilayah paling mematikan bagi pekerja media” tahun ini.
Pesan Terakhir Al-Sharif: Suara Gaza Tidak Akan Mati
Sebelum meninggal, Anas Al-Sharif sempat menuliskan pesan terakhirnya di platform sosial miliknya. Pesan tersebut kini menjadi viral di media sosial.
“Jika kau membaca ini, berarti mereka berhasil membungkamku. Tapi Gaza akan terus bersuara. Jangan lupakan kami.”
Pesan itu memperkuat semangat solidaritas global bagi para jurnalis yang bekerja di garis depan konflik.
Perang Tak Boleh Membungkam Kebenaran
Pembunuhan terhadap Anas Al-Sharif menyoroti realita pahit bahwa kebenaran sering menjadi korban dalam peperangan. Dunia harus bertindak lebih keras untuk melindungi jurnalis dan menjamin kebebasan pers di semua wilayah, termasuk di Gaza.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Desainer Adidas Minta Maaf Usai Jiplak Desain Sandal Lokal