
Israel Laporkan Dua Proyektil Diluncurkan dari Jalur Gaza
Rekam Digital ,Surabaya, – Ketegangan di kawasan perbatasan Israel–Gaza kembali meningkat. Militer Israel melaporkan dua proyektil diluncurkan dari Jalur Gaza pada Minggu pagi waktu setempat. Satu berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome, sedangkan satu lainnya jatuh di area terbuka.
Serangan Fajar dan Sistem Pertahanan Aktif
Menurut pernyataan resmi Pasukan Pertahanan Israel (IDF), proyektil diluncurkan sekitar pukul 04.15 dini hari. Sirene peringatan berbunyi di kota Netivot dan komunitas sekitarnya, memicu kepanikan warga sipil.
“Tidak ada korban luka ataupun kerusakan besar yang dilaporkan,” kata juru bicara IDF.
Islamic Jihad Klaim Tanggung Jawab
Beberapa jam setelah insiden, kelompok militan Palestinian Islamic Jihad mengklaim bertanggung jawab. Mereka menyebut serangan ini sebagai “respon atas agresi Israel di Gaza”.
Langkah ini memperkuat kekhawatiran bahwa eskalasi konflik belum mereda, meski tekanan internasional terus meningkat.
Operasi Israel Masih Berlanjut
Insiden ini terjadi di tengah operasi militer intensif Israel di Jalur Gaza, yang telah berlangsung selama beberapa pekan terakhir. Pada awal bulan ini, tank-tank Israel dilaporkan memasuki pusat Kota Gaza, dan menewaskan sejumlah warga sipil.
Serangan juga menghantam Mushtaha Tower, yang menurut Israel digunakan oleh Hamas untuk kepentingan militer.
Latar Sejarah: Dari Perlawanan ke Konflik Terbuka
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, konflik di kawasan ini mengalami titik panas baru. Israel meluncurkan balasan besar-besaran, sementara kelompok-kelompok di Gaza menembakkan roket ke wilayah Israel.
Total lebih dari 30.000 orang tewas di kedua belah pihak hingga September 2025, dengan mayoritas korban adalah warga sipil Palestina.
Reaksi Internasional dan Ketegangan Diplomatik
Negara-negara seperti Qatar, Mesir, dan Turki mendesak agar kedua pihak menghentikan kekerasan. Namun Israel menegaskan bahwa operasi militernya akan terus berjalan hingga semua sandera dibebaskan dan ancaman roket dihentikan.
“Israel tidak akan mentoleransi serangan apa pun terhadap warganya,” tegas PM Benjamin Netanyahu dalam konferensi pers.
Meskipun proyektil kali ini tidak menimbulkan korban, sinyalnya jelas: konflik belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Serangan dua proyektil ini, sekecil apa pun skalanya, tetap memiliki potensi besar untuk memicu eskalasi militer dan tekanan diplomatik global.
Baca juga : Alasan Trump Mau Hidupkan Lagi Departemen Perang AS