FIFA Tolak Banding : 7 Pemain Naturalisasi Malaysia Tetap Diskors
Rekam Digital , Surabaya, – FIFA resmi menolak banding Football Association of Malaysia (FAM) terkait hukuman terhadap tujuh pemain naturalisasi yang menggunakan dokumen tidak valid. Hukuman skorsing selama 12 bulan dan denda CHF 350.000 kepada FAM tetap diberlakukan tanpa perubahan.
👉 Sumber: FIFA Legal, 2025
Tujuh pemain yang dimaksud adalah Gabriel Palmero, Facundo Garcés, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, João Figueiredo, Jon Irazabal, dan Héctor Hevel. Mereka terbukti menggunakan dokumen kelahiran palsu untuk mendapatkan status eligible bermain bagi Timnas Malaysia.
Mengapa Banding FAM Ditolak?
1. Bukti Pemalsuan Dokumen
Investigasi FIFA menemukan perbedaan data antara dokumen yang dikirim FAM dan catatan asli dari negara asal pemain. Sebagian besar mengklaim memiliki kakek/nenek kelahiran Malaysia, padahal dokumen resmi menunjukkan asal Argentina, Brasil, dan Spanyol.
2. Pelanggaran Pasal 22 Kode Disiplin FIFA
Menurut Pasal 22, penggunaan dokumen palsu termasuk kategori “serious misconduct”. Komite Etik FIFA menilai pelanggaran ini sistematis, melibatkan pejabat internal FAM, dan berdampak pada kejujuran kompetisi internasional.
3. Banding Lemah dan Tidak Disertai Bukti Baru
FAM dalam bandingnya hanya menyertakan surat pembelaan tanpa bukti tambahan yang kuat. Komite Banding FIFA menilai dokumen tersebut tidak cukup untuk membatalkan sanksi.
Dampak Besar bagi Malaysia
Penolakan banding ini membuat tujuh pemain naturalisasi dilarang tampil hingga November 2026. Keputusan ini berdampak langsung pada kualifikasi Piala Asia 2027 dan persiapan SEA Games 2026.
Media Inggris, The Guardian, menyebut kasus ini sebagai “skandal naturalisasi terbesar di Asia Tenggara” dan memperingatkan bahwa Malaysia kini harus melakukan reformasi besar dalam verifikasi kewarganegaraan pemain.
👉 Sumber: The Guardian, 2025
FAM kini menghadapi tekanan publik besar karena naturalisasi dianggap jalan cepat tanpa verifikasi mendalam. Pemerintah Malaysia juga mendapat sorotan karena proses pemberian kewarganegaraan disebut tidak transparan.
Langkah Selanjutnya dari FAM
Ketua FAM, Datuk Hamidin Mohd Amin, menyatakan federasi masih meninjau kemungkinan mengajukan banding ke Court of Arbitration for Sport (CAS).
“Kami menghormati keputusan FIFA, tetapi kami akan menggunakan semua jalur hukum yang tersedia,” ujarnya.
Namun, para analis menilai peluang FAM di CAS tipis, karena keputusan FIFA sudah melalui proses investigasi panjang dan disertai bukti forensik digital.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Piala Dunia U-17 2025: Timnas U-17 Harus Punya Mental Kuat

