
Eks Jenderal Israel Akui: Tak Mampu Kalahkan Palestina
Rekam Digital ,Surabaya, – Pengakuan mengejutkan datang dari seorang tokoh militer penting Israel. Giora Eiland, mantan jenderal sekaligus mantan kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, menyatakan bahwa Israel telah gagal mencapai tujuannya dalam perang melawan Gaza dan tidak mampu mengalahkan Palestina secara militer.
Pernyataan ini disampaikan dalam tulisan opininya yang dimuat media Israel Ynet, dan segera mendapat perhatian luas dari media internasional.
Latar Belakang Giora Eiland
Giora Eiland dikenal luas sebagai arsitek beberapa kebijakan keamanan Israel. Ia pernah menjabat sebagai penasihat keamanan nasional dan merancang strategi militer di berbagai konflik.
Namun dalam artikelnya baru-baru ini, ia secara gamblang menyebut bahwa Israel gagal dalam 3,5 dari 4 tujuan perang di Gaza, termasuk:
-
Gagal menghancurkan kekuatan militer Hamas
-
Gagal mengembalikan pengungsi Israel ke rumah mereka
-
Gagal mencapai pembebasan tawanan secara menyeluruh
-
Hamas tetap berkuasa di Gaza
Israel Tak Bisa Menang Secara Militer
Menurut Eiland, Israel terlalu mengandalkan pendekatan militer tanpa disertai solusi politik jangka panjang. Ia menilai bahwa strategi ofensif selama ini justru memperkuat dukungan terhadap Hamas dan memperburuk posisi Israel secara diplomatik.
Ia juga menyebut bahwa Hamas, walau terus dibombardir, justru berhasil mempertahankan legitimasi politik dan sosial di mata rakyat Palestina. Bahkan, opini publik global mulai bergeser akibat krisis kemanusiaan yang berkepanjangan di Gaza.
Reaksi Internasional dan Dampaknya
Pengakuan dari Eiland memicu reaksi internasional. Beberapa media dan analis menyebut ini sebagai:
-
“Titik balik naratif” dalam konflik Israel–Palestina
-
Bukti bahwa solusi militer tidak akan menyelesaikan konflik yang bersifat ideologis dan politis
-
Isyarat bahwa Israel mulai menyadari perlunya pendekatan diplomatik baru
Organisasi seperti Amnesty International dan Human Rights Watch juga mendesak gencatan senjata dan pengakuan hak politik Palestina sebagai langkah menuju penyelesaian permanen.
Pernyataan Lain dari Tokoh Militer Israel
Pengakuan ini bukan datang dari Eiland saja. Sebelumnya:
-
Aharon Haliva, mantan kepala intelijen militer Israel, mengundurkan diri dan menyebut bahwa serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 adalah “kegagalan total intelijen”. (Presstv.co.uk)
-
Jenderal Eyal Zamir, kepala staf IDF saat ini, menyerukan perlunya “jeda operasional jangka panjang” karena Hamas tetap aktif meski kampanye militer massif dilakukan.
Analisis: Apa Makna Pengakuan Ini?
-
Krisis Strategi Militer Israel
Selama bertahun-tahun, Israel mengandalkan kekuatan udara dan teknologi tinggi. Namun pengakuan ini menunjukkan bahwa kekuatan militer saja tidak cukup untuk mengatasi konflik akar rumput seperti Palestina. -
Dampak Moral dan Internal
Pengakuan dari mantan jenderal senior bisa mengguncang kepercayaan publik Israel terhadap kepemimpinan militer dan politik. -
Peluang Perubahan Pendekatan
Semakin banyak suara internal seperti ini bisa membuka jalan bagi solusi politik, termasuk kembali ke meja perundingan untuk solusi dua negara.
Baca juga : Israel Kembali Cegat Kapal Bantuan ke Gaza, Turki Geram