
AS, Qatar dan Turki Bahas Perdamaian Gaza Di Mesir
Rekam Digital ,Surabaya, – Amerika Serikat, Qatar, dan Turki kini memainkan peran penting dalam upaya mendamaikan konflik Gaza. Mereka bergabung dalam pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas yang berlangsung di Sharm el-Sheikh, Mesir, sejak awal Oktober 2025.
Kehadiran mereka dianggap sebagai sinyal positif bahwa perundingan telah mencapai tahap penting. Utusan khusus dari ketiga negara hadir langsung di lokasi, termasuk Perdana Menteri Qatar dan pejabat tinggi intelijen Turki.
Isi Perundingan: Tantangan dan Harapan
1. Gencatan Senjata Bertahap
Rencana perdamaian yang diajukan mencakup penghentian serangan militer Israel secara bertahap. Hamas menginginkan jaminan bahwa agresi tidak akan berlanjut setelah pembebasan tawanan. AS dan Mesir sedang menyusun kerangka waktu yang konkret.
2. Pertukaran Tawanan
Topik krusial lain adalah pertukaran tawanan. Hamas dilaporkan menahan lebih dari 100 orang Israel, sedangkan Israel menahan ribuan warga Palestina. Mekanisme dan waktu pertukaran ini masih diperdebatkan.
3. Rekonstruksi Gaza
Qatar dan Turki siap berkontribusi dalam pembangunan kembali Gaza setelah gencatan senjata tercapai. Namun, donor internasional meminta jaminan bahwa dana tidak digunakan untuk memperkuat militer Hamas.
Dukungan Internasional Menguat
Beberapa negara Muslim seperti Turki, Malaysia, dan Indonesia mendukung rencana perdamaian yang dimediasi oleh AS. Mereka menekankan pentingnya solusi dua negara dan penghentian blokade di Gaza.
Qatar, sebagai negara yang memiliki hubungan dengan Hamas, juga berperan menjembatani komunikasi yang tidak dapat dilakukan secara langsung oleh AS atau Mesir.
Analisis: Peran Strategis Mesir, AS dan Qatar
-
Mesir menjadi tuan rumah utama karena letak geografisnya dan relasi diplomatiknya dengan kedua pihak.
-
AS bertindak sebagai penyeimbang yang mendorong Israel agar bersikap lebih fleksibel.
-
Qatar dan Turki mendekati Hamas secara diplomatik, mendorong agar mereka bersedia menyepakati gencatan senjata.
Menurut beberapa analis Timur Tengah, kunci keberhasilan dari pembicaraan ini adalah kesediaan Israel dan Hamas untuk berkompromi, serta komitmen jangka panjang dari pihak internasional.
Situasi Terkini (Update Oktober 2025)
-
Hamas telah menyatakan kesiapan untuk mempertimbangkan rencana damai yang diajukan.
-
Israel belum memberi respons resmi, namun media lokal mengindikasikan adanya tekanan internal dari kelompok sayap kanan untuk menolak.
-
AS menyatakan bahwa waktu semakin sempit untuk menghindari krisis kemanusiaan lebih lanjut.
Pembicaraan damai Gaza yang melibatkan AS, Qatar, dan Turki di Mesir menjadi peluang penting untuk menghentikan konflik panjang. Walau belum ada kesepakatan final, kehadiran aktor-aktor besar dan dukungan internasional memberi harapan baru bagi rakyat Gaza dan kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.
Baca juga : Israel Deportasi Greta Thunberg ke Yunani Usai Aksi Flotilla Global Sumud