
Israel Deportasi Greta Thunberg ke Yunani Usai Aksi Flotilla Global Sumud
Rekam Digital ,Surabaya, – Pemerintah Israel resmi mendeportasi aktivis iklim Greta Thunberg bersama 170 aktivis internasional lainnya ke Yunani dan Slovakia. Deportasi ini dilakukan menyusul penahanan mereka saat mencoba menembus blokade laut Gaza melalui aksi Global Sumud Flotilla.
Para aktivis, termasuk Thunberg, sempat ditahan di fasilitas militer di Negev setelah kapal mereka dicegat oleh angkatan laut Israel pada awal Oktober. Aksi tersebut merupakan bagian dari konvoi kemanusiaan yang berlayar dari Eropa untuk membawa bantuan ke Gaza.
Kondisi Penahanan yang Dipertanyakan
Sejumlah aktivis yang dideportasi melaporkan perlakuan tidak manusiawi selama ditahan. Mereka menyebut fasilitas penahanan penuh dengan serangga, sanitasi buruk, dan kurangnya makanan serta air minum yang layak.
Beberapa juga melaporkan adanya intimidasi verbal, pelecehan, hingga pemaksaan foto dengan bendera Israel. Greta Thunberg sendiri disebut mengalami perlakuan yang mempermalukan dirinya di hadapan aparat.
Namun, pemerintah Israel membantah keras tuduhan tersebut. Seorang juru bicara militer menyatakan bahwa “semua hak para tahanan telah dipenuhi sesuai hukum internasional,” dan menyebut bahwa hanya satu insiden yang terjadi, yaitu ketika seorang aktivis menggigit petugas medis.
Proses Deportasi: Yunani Jadi Titik Transit
Greta Thunberg dan 170 aktivis lainnya diterbangkan ke Bandara Internasional Athena, Yunani. Setibanya di sana, mereka disambut oleh sekelompok aktivis hak asasi manusia dan pendukung Palestina yang mengangkat poster bertuliskan “Stop the Siege on Gaza”.
Otoritas Yunani menyatakan bahwa para aktivis akan diproses secara administratif dan dipersilakan untuk kembali ke negara asal masing-masing.
Sementara itu, sebagian kecil dari aktivis flotilla lainnya dideportasi ke Slovakia melalui jalur udara. Total, lebih dari 340 orang telah dideportasi sejak awal Oktober, termasuk beberapa dokter, wartawan, dan akademisi dari Eropa.
Respons Dunia Internasional
Deportasi Thunberg memicu reaksi luas. Organisasi HAM internasional menuntut investigasi terhadap perlakuan Israel terhadap para aktivis damai. Amnesty International menyebut tindakan tersebut sebagai “pembungkaman terhadap solidaritas sipil”.
Pemerintah Swedia dan Yunani telah mengajukan permintaan resmi untuk klarifikasi atas insiden ini dan perlakuan terhadap warga negara mereka. Greta Thunberg belum memberikan pernyataan langsung, namun juru bicaranya menyebut akan menggelar konferensi pers di Athena.
Bukan Insiden Pertama
Ini bukan pertama kalinya Israel menghentikan konvoi kemanusiaan ke Gaza. Namun, deportasi seorang tokoh global seperti Greta Thunberg membawa dimensi politik dan media yang lebih besar. Banyak pihak melihat insiden ini sebagai pembatasan terhadap aksi kemanusiaan di wilayah konflik.
Dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan sorotan terhadap blokade Gaza, deportasi ini diprediksi akan memperkuat gelombang kritik internasional terhadap kebijakan luar negeri Israel.
Baca juga : Hakim Blokir Upaya Trump Kirim Pasukan ke Portland