
Dilindungi Tentara, Buldoser Israel Bangun Jalan Baru di Tepi Barat
Rekam Digital ,Surabaya, – Israel kembali membangun jalan baru di wilayah Tepi Barat dengan menggunakan buldoser yang dilindungi tentara bersenjata. Aksi ini menimbulkan kecaman luas karena dinilai memperkuat cengkeraman pemukiman ilegal dan mengancam akses hidup warga Palestina.
Menurut laporan dari Reuters dan Al-Monitor, pembangunan jalan dilakukan di dekat desa Beit Ur al-Fauqa, sekitar 11 km dari Ramallah. Warga Palestina melaporkan bahwa lahan pertanian mereka diratakan oleh alat berat yang dijaga ketat oleh militer Israel. (Reuters)
“Mereka meratakan tanah kami untuk membangun jalan yang hanya bisa digunakan oleh pemukim,” ujar Ashraf Samara, kepala dewan desa Beit Ur al-Fauqa.
Tujuan Jalan: Menghubungkan Pemukiman, Memutus Akses Palestina
Jalan baru ini dirancang untuk menghubungkan pemukiman Yahudi di Tepi Barat, memperlancar mobilitas pemukim Israel sambil memutus akses desa-desa Palestina ke wilayah sekitarnya.
Data dari The New Arab menyebut, proyek ini berpotensi mengisolasi delapan desa Palestina. Penduduk akan kesulitan menjangkau lahan pertanian, sekolah, hingga rumah sakit. (The New Arab)
Warga mengkhawatirkan bahwa proyek ini adalah bagian dari strategi “Bantuan Infrastruktur Pemukiman” yang telah lama dijalankan Israel di bawah perlindungan militer.
Kritik HAM dan Ancaman Solusi Dua Negara
Lembaga HAM seperti B’Tselem dan Peace Now mengecam proyek ini sebagai bentuk “apartheid jalan”, karena menciptakan sistem infrastruktur terpisah yang mendiskriminasi warga Palestina.
“Ini adalah upaya sistematis untuk menghapus kemungkinan negara Palestina yang merdeka,” tulis B’Tselem dalam pernyataan resminya.
Organisasi internasional juga khawatir, karena jalan ini dianggap sebagai bagian dari fakta lapangan permanen yang akan menyulitkan implementasi solusi dua negara.
Dampak Langsung ke Warga Palestina
Pembangunan jalan militer ini berdampak langsung pada kehidupan warga:
-
Petani kehilangan akses ke lahan yang menjadi mata pencaharian utama.
-
Rute alternatif memaksa warga menempuh jarak lebih jauh.
-
Isolasi sosial: desa terputus dari pusat kegiatan ekonomi dan pendidikan.
-
Potensi konflik lahan antara pemilik tanah dan militer.
Di desa Al-Jabaa, Betlehem, proyek serupa sepanjang 5 km telah memutus akses warga ke kebun zaitun mereka. (Wafa News Agency)
Justifikasi Israel: Keamanan
Pemerintah Israel berdalih bahwa jalan baru ini penting demi keamanan nasional. Jalan digunakan untuk patroli militer dan akses darurat ke pemukiman.
Namun, banyak pihak menilai bahwa keamanan hanyalah dalih untuk menormalisasi ekspansi pemukiman. (Al Arabiya)
Baca juga : Hamas Masih Pelajari Rencana Damai Trump di Gaza, Butuh Waktu Lebih