
Hamas Masih Pelajari Rencana Damai Trump di Gaza, Butuh Waktu Lebih
Rekam Digital ,Surabaya, – Hamas menyatakan bahwa mereka masih memerlukan waktu untuk mempelajari rencana damai yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menyelesaikan konflik di Gaza.
Pernyataan resmi ini muncul di tengah ultimatum dari Washington yang meminta keputusan cepat dalam waktu tiga hingga empat hari.
Rencana damai Trump yang terdiri dari 20 poin tersebut mendapat reaksi campuran dari berbagai pihak, baik internasional maupun internal Hamas sendiri.
Isi Utama Rencana Damai Trump
Rencana ini mencakup beberapa poin kunci, antara lain:
-
Gencatan senjata penuh antara Hamas dan Israel
-
Pembebasan seluruh sandera oleh Hamas dalam 72 jam
-
Penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah Gaza
-
Pelucutan senjata penuh Hamas
-
Pembentukan otoritas sementara yang diawasi badan internasional
Namun, beberapa poin dianggap kontroversial oleh pimpinan Hamas, terutama soal pelucutan senjata dan pengawasan asing yang dinilai bisa mereduksi kedaulatan rakyat Palestina.
Konsultasi Internal dan Tekanan Eksternal
Menurut pernyataan seorang pejabat Hamas kepada media internasional, proses peninjauan terhadap dokumen rencana damai Trump masih berlangsung.
“Kami tidak bisa mengambil keputusan terburu-buru dalam situasi yang sangat menentukan seperti ini,” ungkap sumber tersebut seperti dikutip dari APA News.
Hamas juga telah mengirim sinyal kepada mediator, termasuk Qatar dan Mesir, bahwa mereka sedang melakukan konsultasi internal dan eksternal.
Reaksi Dunia Internasional
Sementara itu, pemerintahan Trump menegaskan bahwa batas waktu harus dihormati. Presiden Trump menyebut bahwa “konsekuensi serius” akan terjadi jika Hamas gagal memberikan jawaban dalam waktu yang ditentukan.
“Jika tidak ada kesepakatan, maka mereka harus siap menghadapi akibatnya,” ujar Trump dalam konferensi pers yang dikutip dari Reuters.
Di sisi lain, negara-negara seperti Mesir, Qatar, dan Turki mendorong Hamas agar melihat rencana ini sebagai peluang diplomatik, bukan sebagai jebakan politik.
Posisi Hamas: Antara Menolak dan Meninjau Ulang
Banyak analis meyakini bahwa Hamas tidak sepenuhnya menolak rencana damai ini. Namun, mereka kemungkinan akan mengajukan revisi terhadap beberapa klausul, terutama:
-
Pelucutan senjata sepihak
-
Keterlibatan militer asing
-
Waktu pembentukan otoritas baru
Pakar Timur Tengah dari Universitas Birzeit, Dr. Salim Hammad, menyatakan bahwa Hamas saat ini sedang mengukur reaksi publik Palestina dan mempertimbangkan apakah rencana ini dapat dijadikan fondasi negosiasi baru.
Baca juga : Global Flotilla Tetap Berlayar ke Gaza, Tuduh Israel Lakukan Intimidasi