
Harvard dan Trump Capai Kesepakatan $500 Juta
Rekam Digital ,Surabaya, – Setelah beberapa bulan perselisihan panas, Universitas Harvard dan pemerintahan Donald Trump akhirnya mencapai kesepakatan senilai $500 juta. Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Trump dalam konferensi pers di Washington, menyebut perjanjian ini sebagai “kemenangan bagi rakyat dan masa depan pendidikan vokasi di Amerika Serikat.”
Latar Belakang Sengketa
Konflik antara Harvard dan pemerintahan Trump bermula dari tuduhan bahwa kampus elit tersebut gagal menangani kasus antisemitisme dan tidak memenuhi standar transparansi dalam program-program keanekaragaman (DEI). Sebagai respons, Trump membekukan dana riset federal senilai lebih dari $2,2 miliar yang semestinya diberikan kepada Harvard.
Namun, pada awal September 2025, pengadilan federal memutuskan bahwa tindakan pemerintah tersebut melanggar hukum, dan memerintahkan agar dana dipulihkan. Meski begitu, Trump tetap melanjutkan tekanan terhadap universitas dengan tuntutan reformasi dan pengalihan fokus pendidikan ke arah teknis dan terapan.
Isi Kesepakatan
Berdasarkan pernyataan resmi, kesepakatan ini mencakup beberapa poin utama:
-
Pembayaran $500 juta dari Harvard ke pemerintah AS.
-
Komitmen mendirikan program sekolah vokasi berbasis teknologi tinggi di bawah pengawasan kementerian pendidikan.
-
Pengawasan tambahan terhadap kurikulum dan program keberagaman.
-
Kembali dibukanya akses terhadap dana riset federal.
Meski pemerintahan Trump menyambut kesepakatan ini sebagai “langkah maju untuk pendidikan yang praktis dan bebas ideologi,” Harvard hingga kini belum memberikan pernyataan resmi apakah mereka sepenuhnya menyetujui seluruh butir kesepakatan.
Reaksi Publik dan Akademisi
Kesepakatan ini menuai reaksi beragam dari berbagai pihak. Beberapa pengamat menilai hal ini sebagai bentuk kompromi pragmatis dari Harvard demi menyelamatkan dana riset. Namun, sebagian besar akademisi menyuarakan kekhawatiran atas independensi kampus yang mulai tergerus oleh tekanan politik.
“Ini bisa menjadi preseden buruk di mana pemerintah mencampuri otonomi akademik,” ujar Dr. Laura Mendel, profesor hukum di Yale University.
Mahasiswa dan dosen Harvard bahkan telah mulai mengorganisasi petisi dan diskusi publik mengenai dampak jangka panjang kesepakatan ini terhadap nilai-nilai liberal yang menjadi fondasi universitas.
Dampak Terhadap Dunia Pendidikan
Kesepakatan ini juga mengirim sinyal kepada universitas-universitas lain di AS bahwa pendanaan riset kini bisa menjadi alat tawar politik. Beberapa institusi lain seperti Columbia dan Brown University diketahui juga telah membuat kesepakatan serupa dengan nilai lebih kecil.
Selain itu, pendekatan vokasi dan teknologi tinggi yang menjadi bagian dari kesepakatan Harvard–Trump dapat mengubah arah pendidikan tinggi AS dari yang bersifat teoritis menjadi lebih aplikatif.
Baca juga : Korut Tegas di PBB: Tak Akan Pernah Serahkan Senjata Nuklir