
Korut Tegas di PBB: Tak Akan Pernah Serahkan Senjata Nuklir
Rekam Digital ,Surabaya, – Dalam pidato resmi di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), perwakilan Korea Utara menyampaikan sikap tegas bahwa Korut tidak akan serahkan senjata nuklir dalam kondisi apa pun. Pidato ini menegaskan kembali arah kebijakan luar negeri Pyongyang yang tetap mengandalkan kekuatan nuklir sebagai benteng pertahanan nasional.
Isi Pidato: Kedaulatan Tak Bisa Dinegosiasikan
Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Kim Son Gyong, menyampaikan bahwa:
“Memaksa Korea Utara menyerahkan senjata nuklir sama dengan mencabut kedaulatan kami.”
Ia menyebut program nuklir Korut adalah bagian dari sistem konstitusional, bukan sekadar kebijakan militer. Kim menegaskan bahwa keberadaan senjata nuklir justru mencegah agresi asing dan merupakan jaminan stabilitas kawasan.
Respons Internasional: Dari Kecaman hingga Kekhawatiran
Pernyataan bahwa Korut tidak akan serahkan senjata nuklir memicu beragam reaksi:
-
AS & Uni Eropa mengecam keras dan menyerukan sanksi tambahan.
-
Korea Selatan menilai pidato tersebut menunjukkan bahwa peluang dialog semakin kecil.
-
Tiongkok & Rusia menyerukan diplomasi jangka panjang agar stabilitas regional tetap terjaga.
-
PBB menyatakan keprihatinan karena program nuklir Korut tetap melanggar resolusi Dewan Keamanan.
Implikasi Kebijakan & Keamanan Global
-
Mandeknya Denuklirisasi
Dengan sikap ini, kemungkinan perundingan denuklirisasi kembali berada di titik buntu. -
Tekanan Ekonomi Bertambah
Sanksi internasional terhadap Korut kemungkinan diperpanjang atau diperluas. -
Ketegangan di Semenanjung Korea
Latihan militer gabungan Korsel-AS akan semakin sering, meningkatkan risiko benturan. -
Stabilitas Asia Timur Terancam
Negara-negara seperti Jepang dan Taiwan meningkatkan anggaran pertahanan untuk menghadapi ancaman nuklir regional.
Bukan Pertama Kalinya Korut Menolak Denuklirisasi
Sikap Korut bukan hal baru. Sejak 2006, negara tersebut secara bertahap membangun dan menguji coba senjata nuklir. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sikapnya semakin mengeras:
-
2017: Uji coba bom hidrogen pertama
-
2019: Gagalnya KTT Trump–Kim
-
2022–2025: Peluncuran rudal balistik antar-benua (ICBM) berjangkauan tinggi
-
2025: Pidato di PBB menegaskan penolakan total denuklirisasi
Apakah Masih Ada Ruang untuk Diplomasi?
Meskipun Korut bersikap tegas, beberapa pengamat menilai masih ada ruang diplomasi — selama:
-
Ada jaminan keamanan dari pihak Barat
-
Diberikan insentif ekonomi konkret
-
Dihindari tekanan militer terbuka
-
Dialog dilakukan secara multilateral, bukan hanya Korut–AS
Namun untuk saat ini, pidato di PBB menjadi sinyal jelas bahwa senjata nuklir akan tetap menjadi bagian permanen dari strategi pertahanan Korut.
Baca juga : Israel Langgar Gencatan Senjata Lagi, Bukan Kali Ini Saja