
Korut Tolak Damai, Presiden Korsel Bilang Gini
Rekam Digital ,Surabaya, – Hubungan antar-Korea kembali tegang. Korut tak minat berbaikan, demikian pernyataan terbaru dari Kim Yo-Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un. Ia menyebut upaya rekonsiliasi dari Seoul sebagai “khayalan politik” dan “kesalahan besar.”
Namun, Presiden Korea Selatan Lee Jae-Myung tetap memilih jalur damai. Dalam pidatonya, Lee menyatakan bahwa pemerintahannya akan tetap menghormati sistem politik Korea Utara dan tidak akan memaksakan unifikasi.
“Kami tidak akan menggunakan cara-cara permusuhan. Kami memilih kepercayaan dan stabilitas sebagai fondasi hubungan masa depan,” ujar Lee di depan parlemen Seoul.
Korut Tegas Menolak Damai
Pernyataan resmi dari Korea Utara disampaikan pada 13 Agustus 2025. Kim Yo-Jong menegaskan bahwa Korut tak minat berbaikan dengan Seoul, meskipun Korsel sudah menghentikan propaganda suara dan peluncuran balon selebaran ke wilayah utara.
Media pemerintah Korut juga menyebut pendekatan Seoul sebagai “strategi palsu yang tidak layak dipercaya.” Mereka menegaskan tidak ada ruang untuk dialog atau kompromi saat ini.
Respon Damai dari Seoul
Meskipun ditolak, Korea Selatan tetap melanjutkan kebijakan diplomatik. Sejak dilantik pada Juni 2025, Presiden Lee Jae-Myung telah:
-
Menghapus siaran propaganda di perbatasan DMZ
-
Melarang warga meluncurkan balon anti-Korut
-
Menyerukan pembicaraan damai tanpa tekanan politik
Langkah ini bertujuan membangun kembali kepercayaan militer antara kedua negara yang selama ini selalu diliputi ketegangan.
Ketegangan Regional Masih Tinggi
Meski ada niat damai dari Korea Selatan, Korut tak minat berbaikan. Mereka melihat tindakan Seoul sebagai bentuk kelemahan, bukan diplomasi tulus.
Beberapa analis menyatakan bahwa penolakan Korut merupakan strategi domestik untuk memperkuat kekuasaan internal, terutama menjelang Kongres Partai Buruh Korut akhir tahun ini.
Di sisi lain, negara-negara sekutu seperti Jepang dan Amerika Serikat mendukung pendekatan damai Seoul, namun tetap waspada terhadap potensi provokasi militer dari Pyongyang.
Korut tak minat berbaikan. Penolakan keras dari Kim Yo-Jong memperjelas bahwa Pyongyang belum siap membuka jalur diplomasi. Meski begitu, Presiden Lee Jae-Myung tetap memilih untuk menanggapi dengan tenang dan rasional.
Pemerintah Korea Selatan berkomitmen pada strategi jangka panjang: menjaga perdamaian, membangun kepercayaan, dan membuka jalan bagi hubungan yang lebih stabil di masa depan. Jalur damai memang panjang, tapi Seoul memilih tidak menyerah.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Negara-Negara Arab Kecam Visi “Israel Raya”