
Peringatan 30 Tahun Genosida Srebrenica: Dunia Mengenang Tragedi Kemanusiaan
Rekam Digital ,Surabaya, – Dunia kembali memperingati 30 tahun genosida Srebrenica yang menewaskan lebih dari 8.372 pria dan anak laki-laki Muslim Bosnia pada Juli 1995. Tragedi ini diakui sebagai genosida terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.
Rangkaian upacara berlangsung dari 8 hingga 11 Juli 2025, dipusatkan di Potočari Memorial Center, tempat peristirahatan terakhir ribuan korban. Agenda peringatan mencakup pemakaman jenazah yang baru teridentifikasi, long march damai, serta pidato reflektif dari PBB dan tokoh dunia.
Pemakaman Korban Baru
Pada 9 Juli 2025, tujuh jenazah korban genosida yang baru diidentifikasi melalui tes DNA resmi dimakamkan di Potočari. Salah satu prosesi yang mengharukan adalah milik Mevlida Omerovic, yang memakamkan rahang suaminya setelah 12 tahun menunggu proses forensik.
“Ini bukan akhir dari luka, tapi awal dari kedamaian bagi saya,” ujar Mevlida, menahan tangis.
Aksi Damai dan March of Peace
Lebih dari 7.000 peserta dari berbagai negara mengikuti Peace March sejauh 100 kilometer. Mereka menempuh jalur yang dulu digunakan oleh para pengungsi untuk melarikan diri dari serangan pasukan Serbia Bosnia. March ini menjadi simbol solidaritas dan perlawanan terhadap penyangkalan sejarah.
Seruan Tegas dari PBB dan Komunitas Dunia
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dalam pidatonya menegaskan bahwa “penyangkalan genosida adalah bentuk kekerasan lanjutan terhadap para korban.” Ia menyerukan agar semua negara melawan narasi palsu dan penyesatan sejarah.
Di sela peringatan, Universitas Sarajevo juga menggelar konferensi internasional untuk membahas pendidikan sejarah, keadilan transisional, dan memori kolektif.
Penyangkalan Genosida dan Ancaman Politik
Sayangnya, peringatan ini juga dibayangi oleh penolakan dari beberapa politisi Serbia dan kelompok nasionalis. Mereka menolak istilah “genosida” dan mengecam resolusi PBB yang mengesahkan 11 Juli sebagai Hari Peringatan Genosida Srebrenica.
Beberapa mural pemuja Ratko Mladić, komandan pasukan Serbia Bosnia yang dihukum seumur hidup, masih tersebar di wilayah Republika Srpska. Hal ini menunjukkan bahwa rekonsiliasi penuh masih jauh dari selesai.
Pentingnya Pendidikan dan Keadilan
Para aktivis dan akademisi menekankan pentingnya mengedukasi generasi muda agar tragedi seperti Srebrenica tidak terulang. Pendidikan sejarah yang objektif, disertai dengan komitmen terhadap penegakan hukum internasional, dianggap sebagai kunci menuju perdamaian abadi.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Lagi-lagi, Mantan Presiden Korsel Masuk Bui! Yoon Suk Yeol Ditahan