
Iran Tolak Setop Pengayaan Uranium Demi Kesepakatan dengan AS
Rekam Digital , Surabaya – Pemerintah Iran menegaskan bahwa mereka tidak akan menghentikan proses pengayaan uranium sebagai syarat kesepakatan baru dengan Amerika Serikat. Penolakan ini disampaikan menjelang perundingan lanjutan antara kedua negara yang akan digelar di Muskat, Oman.
Iran Tegas Tolak Permintaan AS
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa pengayaan uranium adalah hak mutlak Iran sebagai anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Ia menyebut tuntutan AS untuk menghentikan pengayaan sebagai langkah yang “tidak realistis”.
“Pengayaan uranium adalah hak kami, dan kami tidak akan menegosiasikannya. Kami bisa membangun kepercayaan, tapi hak itu tidak bisa dicabut,” ujar Araghchi dalam konferensi pers di Teheran.
AS Desak Penghentian Total
Amerika Serikat, melalui utusan khusus Steve Witkoff, sebelumnya menyatakan bahwa Iran harus menghentikan dan menghapus program pengayaan uranium jika ingin memperoleh pelonggaran sanksi ekonomi.
Witkoff menegaskan bahwa kesepakatan hanya akan mungkin terjadi bila Iran menunjukkan komitmen penuh untuk tidak mengembangkan program nuklir yang berpotensi militer.
Iran Ajukan Rencana Bertahap
Iran telah mengusulkan rencana tiga tahap:
- Mengurangi level pengayaan uranium ke 3,67%
- Meningkatkan pengawasan IAEA (Badan Energi Atom Internasional)
- Penghapusan bertahap sanksi oleh AS dan sekutunya
Meski demikian, Iran tetap menuntut jaminan bahwa AS tidak akan keluar dari kesepakatan, seperti yang terjadi pada tahun 2018 saat pemerintahan Trump menarik diri dari JCPOA.
Reaksi Internasional
Beberapa negara Eropa, termasuk Prancis dan Jerman, mendorong kompromi antara Iran dan AS. Mereka berharap kesepakatan baru dapat menghindari ketegangan yang bisa memicu konflik di kawasan Timur Tengah.
China dan Rusia menyatakan dukungan terhadap hak Iran dalam menggunakan energi nuklir untuk tujuan damai, selama tetap dalam pengawasan internasional.
Kesimpulan
Penolakan Iran tolak hentikan pengayaan uranium menandai ketegangan baru dalam negosiasi nuklir antara Teheran dan Washington. Meski terdapat celah diplomasi, perbedaan mendasar soal hak pengayaan bisa menjadi hambatan utama dalam mencapai kesepakatan yang berkelanjutan. Dengan ketegasan Iran dalam mempertahankan hak pengayaan uranium dan sikap AS yang menginginkan penghentian total, masa depan kesepakatan nuklir antara kedua negara tetap tidak pasti
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Mengapa Pegunungan Himalaya yang Megah Semakin Sulit Terlihat?