
Strategi McLaren Dikecam Juara Dunia
Rekam Digital , Imola, Italia – Balapan Grand Prix Emilia Romagna yang berlangsung panas akhir pekan ini tak hanya menyuguhkan duel adu cepat, tetapi juga memantik kritik pedas dari mantan juara dunia F1, Jacques Villeneuve, terhadap salah satu tim papan atas: McLaren.
Meski berhasil meraih podium ganda dengan Lando Norris di posisi kedua dan Oscar Piastri di urutan keempat (sebelumnya ketiga sebelum penalti), Villeneuve menilai tim asal Woking itu telah menyia-nyiakan peluang emas untuk menumbangkan dominasi Red Bull — karena satu hal krusial: strategi tim.
🧠 Villeneuve: “Mereka Terlalu Pasif, Terlihat Lemah”
Dalam wawancara pasca-race, Jacques Villeneuve tidak menahan diri:
“McLaren punya mobil yang sangat cepat di Imola. Tapi mereka bermain aman. Mereka tidak mencoba menekan Verstappen dengan cukup agresif. Itu bukan strategi pemenang.”
Villeneuve menilai McLaren seharusnya mengambil pendekatan yang lebih berani, terutama dalam menentukan waktu pit stop dan manajemen ban. Menurutnya, pendekatan konservatif yang diambil tim menandakan adanya “titik lemah” dalam pengambilan keputusan, terutama ketika berada dalam posisi menantang pemimpin klasemen.
⚙️ Strategi McLaren: Momentum yang Terlewat?
Balapan berlangsung ketat. Norris sempat memperkecil jarak dengan Verstappen di lap-lap akhir, namun waktu habis sebelum ia bisa menyalip. Piastri, yang awalnya finis ketiga, mendapat penalti waktu karena insiden di pit lane, membuat posisinya melorot ke posisi keempat — memberi Ferrari satu tempat di podium.
Beberapa analis menyebut McLaren terlalu lambat dalam menyesuaikan strategi dengan dinamika balapan. Saat Verstappen sempat mengalami degradasi ban, McLaren tidak segera merespons untuk memberi tekanan maksimal.
📉 Kekhawatiran Jangka Panjang?
Komentar Villeneuve mencerminkan kekhawatiran yang lebih besar: apakah McLaren bisa benar-benar bersaing untuk gelar, jika mereka masih terlalu berhati-hati di saat krusial?
Padahal, musim ini terlihat sebagai momentum bagi McLaren untuk benar-benar kembali ke barisan depan setelah performa yang kian konsisten. Namun dalam dunia F1, strategi yang salah satu kali saja bisa membunuh momentum seluruh musim.
📌 Kesimpulan:
GP Emilia Romagna menyuguhkan hasil yang baik di atas kertas bagi McLaren — tapi tidak cukup bagi para pengamat tajam seperti Villeneuve. Bagi sang mantan juara dunia, podium bukanlah tujuan akhir — kemenangan adalah segalanya. Dan jika McLaren ingin benar-benar bersaing dengan Red Bull, mereka harus belajar untuk mengambil risiko besar di momen besar.
Pertanyaannya kini: apakah mereka siap berubah?
-
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Brighton Permalukan Liverpool dengan Comeback Neraka 3-2