
Banjir Besar Landa Kongo Akibat Hujan Deras , 119 Orang Tewas
Rekam Digital , Surabaya – Hujan deras yang mengguyur wilayah timur Republik Demokratik Kongo menyebabkan banjir besar yang menewaskan sedikitnya 119 orang. Banjir terjadi pada Jumat malam, 9 Mei 2025, di Provinsi Kivu Selatan dan sekitarnya, tepat di sekitar Danau Tanganyika.
Menurut laporan pemerintah setempat dan tim penyelamat, sebagian besar korban meninggal dunia saat banjir bandang datang tiba-tiba di malam hari, ketika warga sedang tertidur. Banyak rumah hancur diterjang arus deras, sementara puluhan orang lainnya masih dinyatakan hilang hingga saat ini.
Kerusakan Infrastruktur dan Akses Terputus
Selain menelan korban jiwa, banjir juga merusak infrastruktur penting. Jalan utama yang menghubungkan ibu kota Kinshasa dengan pelabuhan Matadi rusak parah, menyebabkan distribusi logistik dan bahan makanan terganggu. Bahkan, sejumlah warga terpaksa berjalan kaki melalui jalur alternatif sambil membawa peti jenazah dan barang-barang kebutuhan dasar.
Lebih dari 350.000 warga terdampak oleh bencana ini. Banyak dari mereka kehilangan tempat tinggal dan kini tinggal di pengungsian dengan kondisi minim fasilitas. Layanan kesehatan dan pendidikan juga lumpuh karena fasilitas umum rusak berat.
Tiga Hari Berkabung Nasional
Pemerintah Kongo menetapkan tiga hari berkabung nasional mulai Rabu, 14 Mei 2025. Perdana Menteri Jean-Michel Sama Lukonde menyatakan bahwa ini adalah salah satu bencana alam paling tragis dalam sejarah negara tersebut. Ia juga meminta bantuan internasional untuk mendukung proses evakuasi, penyelamatan, dan pemulihan infrastruktur.
Ancaman Kesehatan dan Lingkungan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan risiko merebaknya penyakit seperti kolera dan malaria akibat kondisi lingkungan yang tidak higienis dan kurangnya akses terhadap air bersih. Sejumlah warga juga melaporkan kemunculan hewan liar seperti buaya dan ular yang masuk ke permukiman akibat banjir.
Selain itu, lebih dari 2.300 hektare lahan pertanian turut terendam. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kelangkaan pangan dalam waktu dekat, terutama di wilayah pedalaman yang bergantung pada pertanian lokal.
Upaya Bantuan dan Rehabilitasi
Pemerintah, dibantu organisasi kemanusiaan, terus menyalurkan bantuan berupa makanan, air bersih, obat-obatan, dan tenda darurat. Namun, medan yang sulit dan keterbatasan akses membuat distribusi bantuan belum merata.
PBB dan sejumlah LSM internasional menyerukan aksi cepat untuk membantu Kongo. Mereka juga menekankan pentingnya membangun sistem mitigasi bencana yang lebih kuat, mengingat perubahan iklim yang meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah Afrika Tengah.
APLIKASI PENGHASIL UANG TERCEPAT 2025
Baca juga : Pemimpin Prancis, Inggris, dan Jerman Kunjungi Ukraina: Apa yang Terjadi?